17 Mei Juga Hari Buku Nasional, Ini 9 Buku Yang Perlu Dibaca Jika Ingin Lebih Tahu Sejarah Indonesia
Rekomendasi Buku Mengenai Indonesia Yang Bisa Dibaca Saat Hari Buku Nasional-pinterest-
Buku ini membawa sudut pandang segar dengan memotret perjuangan kemerdekaan Indonesia dari lensa global. Tidak hanya bicara tentang Sukarno dan Hatta, tapi juga rakyat biasa yang memanggul senjata, bekerja di dapur umum, atau menjadi korban kekerasan perang. Buku ini penting untuk memahami dimensi manusia dalam sejarah Indonesia.
5. “Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran”
Buku ini bukan buku sejarah dalam arti konvensional, tapi catatan harian Gie adalah saksi sejarah dari dalam. Soe Hok Gie adalah aktivis muda yang vokal di masa Orde Lama dan awal Orde Baru. Ia mencatat kehidupan kampus, ketegangan politik, hingga keresahan moral generasinya.
Membaca catatan Gie memberi kita gambaran langsung tentang pergulatan batin generasi muda yang kritis terhadap kekuasaan. Buku ini menunjukkan bahwa sejarah bukan hanya tentang siapa yang menang, tapi juga tentang mereka yang berani berbeda pendapat di tengah ketakutan.
6. “Islam Nusantara” – Azyumardi Azra
Buku ini penting untuk memahami bagaimana Islam berkembang di Indonesia dengan cara yang berbeda dari Timur Tengah. Azyumardi Azra, cendekiawan Muslim dan sejarawan, menelusuri jejak intelektual Islam di Nusantara yang penuh toleransi dan adaptif terhadap budaya lokal.
Buku ini mematahkan stereotip bahwa Islam di Indonesia datang hanya melalui pedagang. Ia menjelaskan peran ulama, jaringan pesantren, dan keterlibatan masyarakat dalam membentuk Islam yang khas Indonesia. Sangat relevan di tengah tantangan pluralisme saat ini.
7. “Indonesia dalam Arus Sejarah” – Daud Aris
Disusun dalam beberapa volume, buku ini merupakan proyek besar yang melibatkan puluhan sejarawan Indonesia. Didesain sebagai referensi nasional, ia menyajikan sejarah Indonesia dari zaman prasejarah hingga era reformasi dengan pendekatan akademik tapi tetap naratif.
Buku ini bisa jadi rujukan yang kaya sumber karena berbasis pada banyak arsip, catatan kolonial, dan data arkeologi. Cocok untuk yang ingin belajar sejarah secara mendalam dan terstruktur.
8. “Multatuli: Max Havelaar”
Meski ditulis oleh penulis Belanda di abad ke-19, “Max Havelaar” adalah novel yang punya dampak besar dalam membongkar praktik kolonialisme di Hindia Belanda. Buku ini secara satir menyingkap penindasan rakyat Jawa oleh pejabat kolonial dan penguasa lokal.
Banyak sejarawan menyebut buku ini sebagai ‘pemicu’ awal kesadaran anti-penjajahan di Eropa. Ia juga menjadi titik awal kritik sosial yang terus bergulir di kalangan elite Hindia Belanda. Bagi pembaca modern, buku ini menjadi saksi bahwa sejarah juga bisa ditulis lewat fiksi yang menggugah.
9. Bumi Manusia - Pramoedya Ananta Toer
Novel karya Pramoedya Ananta Toer ini adalah bagian pertama dari Tetralogi Buru. Ceritanya mengikuti Minke, seorang pribumi terdidik yang hidup di akhir abad ke-19 dan mencoba memahami posisinya di tengah penjajahan Belanda.
Sumber: goodreads
