Hari Wayang Nasional 2024, Melestarikan Budaya yang Kini Jadi Warisan Dunia

Kamis 07-11-2024,15:42 WIB
Reporter : Tazqia Aulia Zalzabillah
Editor : Agung Pamujo

KOTA MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Tidak salah jika Tim Karakter Brawijayan Universitas Brawijaya (UB) menggunakan pementasan wayang untuk misi penguatan Karakter Brawijayan. Pertama, karena wayang sendiri boleh dikata merupakan cerminan jiwa bangsa Indonesia. Di balik setiap gerakan wayang kulit yang lincah dan suara dalang yang merdu, tersimpan nilai-nilai luhur, sejarah panjang, dan pesan moral yang mendalam.

Yang kedua, tanggal 7 November ini adalah Hari Wayang Nasional. Yakni, hari yang ditetapkan sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya tak benda yang telah diakui dunia ini. 

Seperti diketahui, Tim Karakter Brawijayan UB melakukan pementasan wayang, sebagai salah satu agenda penguatan Karakter Brawijayan. 

BACA JUGA:Tampilkan Lakon Dewa Ruci, UB Gelar Wayangan untuk Memperkuat “Karakter Brawijayan”

Kilas Balik Sejarah Wayang

Akar sejarah wayang tertanam jauh di masa lalu, seiring dengan tumbuh kembangnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Jawa. Cerita-cerita epik seperti Ramayana dan Mahabharata yang diadaptasi menjadi lakon wayang menjadi jembatan penghubung antara nilai-nilai luhur agama dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.

Pengaruh agama Hindu-Buddha begitu kental dalam perkembangan wayang. Para dewa dan tokoh pewayangan lainnya menjadi simbol-simbol yang mewakili berbagai sifat manusia, seperti kebaikan, kejahatan, cinta, dan kebencian. Melalui wayang, masyarakat diajarkan tentang tata krama, etika, dan moralitas. Wayang juga menjadi media untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan filosofi hidup.

Beraneka Ragam Wayang

Gaya permainan, jenis wayang, dan cerita yang dibawakan terus berkembang dan menyesuaikan dengan dinamika zaman. Wayang kulit, wayang golek, dan wayang wong adalah beberapa di antara banyak jenis wayang yang ada di Indonesia. Masing-masing memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri.

Terdapat pula wayang golek dengan karakter tiga dimensi yang terbuat dari kayu. Wayang golek, yang populer di Jawa Barat, memiliki gaya yang beragam, mulai dari gaya Sunda dengan cerita purwa hingga gaya Cirebon dengan cerita menak. Tak hanya itu, wayang beber dengan lembaran-lembaran gambar yang digulung, wayang krucil dengan ukuran mini, dan wayang wong yang dimainkan langsung oleh manusia, juga turut memperkaya khazanah wayang Indonesia.

Setiap jenis wayang memiliki ciri khas, cerita, dan nilai estetika yang berbeda-beda, namun semuanya memiliki satu kesamaan, yaitu sebagai cerminan jiwa dan budaya bangsa.

Penyebaran Wayang di Nusantara

Pesona wayang telah menjelajah Nusantara dari Sabang sampai Merauke, memunculkan beragam bentuk dan gaya yang unik. Tidak hanya di Jawa, wayang juga menyebar ke berbagai daerah di Nusantara. Di setiap daerah, wayang mengalami akulturasi dengan budaya setempat sehingga melahirkan beragam bentuk wayang yang kaya akan kekhasan daerah.

Di Jawa, wayang kulit purwa dengan kisah Mahabharata dan Ramayana begitu populer. Namun, kekayaan budaya Indonesia melahirkan berbagai jenis wayang lainnya. Di Bali, wayang kulit dengan tokoh-tokoh pewayangan khas Bali menjadi daya tarik tersendiri. Di Sunda, wayang golek dengan bentuknya yang tiga dimensi memukau penonton.

Kategori :