5 dari 8 Penyandang Disabilitas dari Kota Batu Peserta Pelatihan di CCTS Telah Mampu Mandiri

Senin 17-11-2025,15:04 WIB
Reporter : Panca Rachmad Pamungkas
Editor : Mohammad Khakim

BATU, DISWAYMALANG.ID–Dinas Sosial Kota Batu mendampingi supervisi Centra Terpadu Prof Dr Soeharso Surakarta (CTSS) untuk melihat perkembangan delapan penyandang disabilitas asal Kota Batu, yang telah megikuti pelatihan di Surakarta. Selain Dinsos, ikut mendampingi Forum Inklusi Kota Batu.

CCTS adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Kementerian Sosial RI yang bertugas memberikan layanan rehabilitasi sosial terpadu bagi masyarakat, khususnya penyandang disabilitas fisik dan kelompok rentan lainnya.

Pelatihan dilaksanakan oleh CTSS dua tahun lalu kepada delapan penyandang disabilitas dari Kota Batu. Materi pelatihan adalah menjahit, perbengkelan, tata boga, informatika, foto grafi, dan desain grafis.

Adapun delapan peserta pelatihan CCTS dari Kota Batu tersebut adalah penyandang disabilitas down syndrom, disabilitas intektual, disabilitas fisik, tuna rungu, dan wicara rungu. Down syndrom sendiri adalh kelainan genetik yang menyebabkan penderitanya memiliki tingkat kecerdasan rendah dan kelainan fisik yang khas.

"Alhamduliilah, dari 8 peserta, 5 orang sudah mandiri. Mampu menjalankan usahanya. Sekarang tinggal 3 orang yang masih memerlukan pendampingan. Bidang ketiga oran ini menjahit," ujar, Joko Santoso, SPi, pekerja sosial yang turut mengawal program ini.

Diungkapkannya, beberapa orang yang pernah mengikuti pelatihan di Solo sudah mandiri. Seperti Ahmad Fathul Bahri, peserta pelatihan tataboga yang tinggal di kawasn Lesti, Ngaglik, Kecamatan Batu  sudah mandiri berjualan nasi goreng dan mie kuah. "Usahanya sudah mulai berkembang, jualan di rumah," terangnya.

Dia melanjutkan, untuk yang tiga orang dari tata busana (menjahit) sampai saat ini didampingi oleh Forum Inklusi Kota Batu. "Dengan pendampingan itu diharapkan mereka akan menjadi insan mandiri," jelasnya.

Ahmad Fathul Bahri   yang merupakan penyandang disabilitasd down syndrom mengatakan, apa yang telah dia peroleh selama pelatihan di Solo telah dia praktikkan. Dia berjualan nasi goreng di rumah dengan dibantu ibunya. "Yang saya rasakan, manfaat setelah ikut pelatihan banyak sekali. Selain bisa memasak, saya menjadi percaya diri," tuturnya.

Tags :
Kategori :

Terkait