TLOGOMAS, DISWAYMALANG.ID-- Tekad besar Presiden Prabowo Subianto yang ingin menjadikan Indonesia swasembada pangan sepertinya diiringi oleh Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang. Ini jika dilihat dari kegiatan terbaru perguruan tinggi yang kampusnya di Tlogomas, Lowokwaru ini.
Yakni, penyelenggaraan seminar nasional bertema “Dampak Urban Farming dan Regulasi dalam Menyongsong Pertanian Berkelanjutan di Era Digital” di Kampus UNITRI, Malang, Sabtu, 2 November 2024. Penyelenggara seminar, yakni Sekolah Pasca Sarjana UNITRI, bertujuan meningkatkan minat generasi muda, khususnya mahasiswa UNITRI, di bidang pertanian.
“Seminar ini diharapkan menginspirasi generasi muda agar lebih aktif berperan dalam pertanian berkelanjutan," kata Dekan Sekolah Pascasarjana UNITRI, Dr. Eri Yusnita Arvianti, SP., MP. Dia juga menyebut, ini juga merupakan bagian dari peran UNITRI untuk ikut membangun ketahanan pangan nasional pada masa depan.
Untuk itu, dihadirkan tiga narasumber yang kompeten, dan merupakan ahli dari berbagai bidang terkait. Yakni, Dr. Tedy Dirhamsyah, SP., MAB, Direktur Pembiayaan Pertanian dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian RI. Narasumber dari sisi kebijakan pemerintah pusat ini, membahas urgensi pembiayaan urban farming serta dukungan fasilitas yang diperlukan untuk mendorong pertanian perkotaan yang berkelanjutan.
Narasumber kedua, Siti Mua’rofah, SE., MA.P, Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Kabupaten Malang. Sebagai wakil dari pemerintahan daerah, Siti menyatakan bahwa pemerintah kabupaten Malang sudah menerapkan kebijakan pengadaan yang transparan dan efisien, melalui e-procurement. Dia juga memaparkan pentingnya e-procurement dalam sektor pertanian. Serta, menyakinkan bahwa sistem pengadaan barang dan jasa yang transparan akan memberikan dampak positif bagi petani serta masyarakat luas.
Sementara itu, Ir. Udji Murdijah, SP., M.Agr, mantan Koordinator Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) periode 2014-2018, mengupas pentingnya peran penyuluhan dalam memperkenalkan urban farming kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Dia menekankan bahwa urban farming membutuhkan pendekatan edukatif untuk memotivasi petani muda agar memanfaatkan teknologi dalam pengelolaan pertanian perkotaan. Urban farming, menurut dia, dapat menjadi salah satu solusi inovatif untuk mengatasi tantangan pangan di masa depan.
Seminar ini diikuti sekitar 120 mahasiswa, program studi Ekonomi Pertanian dan program studi Administrasi Publik. Baik dari jenjang S1 maupun S2, yang hadir secara luring maupun daring. (*)