Densus 88: NF Siswa yang Ledakkan SMA 72 Terinspirasi Aksi Kekerasan Global, Bukan Terorisme!

Selasa 11-11-2025,19:37 WIB
Reporter : Mohammad Khakim
Editor : Mohammad Khakim

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID–Makna simbol-simbol atau tulisan yang terdapat di senjata mainan milik anak berkonflik dengan hukum (ABH) dalam ledakkan di SMA 72 Jakarta diungkap.

Juru Bicara Densus 88 AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan simbol itu mengindikasikan adanya inspirasi dari berbagai aksi kekerasan ekstrem yang terjadi di sejumlah negara.

"Simbol-simbol tersebut bukan merupakan relasi komunitas atau relasi entitas. ABH tidak berafiliasi dengan paham atau tokoh-tokoh yang dicantumkan, karena itu sekadar menginspirasi," katanya kepada awak media, Selasa, 11 November 2025.

Terinspirasi dari Kasus Kekerasan Dunia

Dijelaskannya, dari hasil penelusuran digital bahwa NF mulai mencari referensi terkait kekerasan ekstrem sejak awal tahun ini.

Ia diketahui sering mengakses situs-situs yang menampilkan video atau foto kematian dan kekerasan brutal, serta bergabung dalam komunitas daring yang mengagungkan tindakan kekerasan.

"Yang bersangkutan mencari bagaimana orang-orang meninggal dunia, mengalami kekerasan secara keji, hingga mengakses komunitas yang menganggap tindakan seperti itu heroik," jelasnya.

Densus 88 menemukan pelaku mempelajari berbagai figur pelaku kekerasan massal dari berbagai negara. Setidaknya ada enam nama yang disebut menginspirasi pelaku:

  1. Eric Harris dan Dylan Klebold – pelaku Columbine High School Shooting (1999, AS), beraliran neo-Nazi
  2. Dylann Roof – pelaku Charleston Church Shooting (2015, AS), beraliran white supremacy
  3. Alexandre Bissonnette – pelaku Quebec Mosque Attack (2017, Kanada), beraliran white supremacy
  4. Vladislav Roslyakov – pelaku Kerch Polytechnic Shooting (2018, Rusia), beraliran neo-Nazi
  5. Brenton Tarrant – pelaku Christchurch Mosque Attack (2019, Selandia Baru), beraliran etno-nasionalis
  6. Seorang pelaku kasus di AS tahun 2024 yang juga teridentifikasi sebagai pengikut neo-Nazi

"Tulisan yang paling jelas terlihat di senjata mainan ABH adalah nama Brenton Tarrant. Namun secara keseluruhan, ideologi yang diambil bercampur dan tidak konsisten," ujarnya.

Bukan Paham Teror, Tapi Pola Kekerasan Digital

Densus 88 menegaskan bahwa tidak ditemukan bukti keterlibatan ABH dalam jaringan terorisme maupun ekstremisme terorganisasi.

Motivasinya lebih bersifat pribadi, berakar dari perasaan tertekan, kesepian, dan dendam atas perlakuan yang diterima di lingkungan sekitarnya.

"Yang bersangkutan merasa tertindas, kesepian, dan tidak tahu harus bercerita kepada siapa. Lalu mencari pelampiasan dengan mengikuti pola kekerasan yang ia lihat di dunia maya," ungkapnya.

Mayndra menilai kasus ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat, terutama orang tua dan pendidik, untuk lebih waspada terhadap konten digital yang dikonsumsi anak-anak.

"Ini menjadi awareness bagi kita semua tentang maraknya kekerasan di dunia maya. Pengawasan dan literasi digital menjadi kunci agar anak tidak terseret dalam pola pikir yang keliru," paparnya.

Sementara, anak berhadapan dengan hukum (ABH) terkait ledakan di SMA 72 Jakarta disebut sosok yang tertutup.

Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri mengatakan NF berkepribadian tertutup. "Berdasarkan keterangan yang kami himpun, ABH ini tertutup," bebernya.

Sementara Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Iman Imanuddin menyebut NF kerap merasa kesepian.

"Yang bersangkutan merasa sendiri dan tidak ada tempat untuk menyampaikan keluh pesannya di keluarga sendiri maupun di lingkungan sekolah ini yang menjadi perhatian kami juga bersama dengan KPAI untuk menyikapi hal tersebut," terangnya.

Tags :
Kategori :

Terkait