Dosen Biologi UB Gaungkan Internasionalisasi Jamu, Raih Best Poster Presenter

Selasa 11-11-2025,18:48 WIB
Reporter : Mohammad Khakim
Editor : Mohammad Khakim

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID–Dua dosen Departemen Biologi, Fakultas   Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Brawijaya (UB) sekaligus pengurus Pusat Inovasi Jamu dan Biofarmaka UB, berpartisipasi dalam ajang internasional ICNIM (International Congress on Nutrition and Integrative Medicine) 2025 di Sapporo, Jepang.

Prof Dr Ir Moch Sasmito Djati MS IPU ASEAN Eng, guru besar di Biologi FMIPA UB yang juga ketua Pusat Inovasi Jamu dan Biofarmaka UB serta Ketua Dewan Jamu Indonesia (DJI) Jawa Timur (Jatim) menyampaikan presentasi ilmiah terkait khasiat jamu sebagai agen antikanker. Dalam paparannya, Sasmito menegaskan, jamu memiliki potensi besar sebagai terapi komplementer berbasis bioaktif herbal yang bekerja pada target molekuler penting dalam perkembangan kanker.

BACA JUGA:24 Perusahaan Terdampak Paparan Radioaktif di Cikande, Kemenperin Ungkap Asal Penyebaran

Sementara itu, Dr Dinia Rizqi Dwijayanti SSi MSi DSc, dosen Biologi FMIPA UB yang juga sekretaris Pusat Inovasi Jamu dan Biofarmaka UB serta sekretaris Dewan Jamu Indonesia (DJI) Jatim, mempresentasikan hasil penelitian mengenai peran jamu sebagai terapi anti-diabetes. Penelitiannya menekankan efektivitas formula jamu dalam mengatasi hiperglikemia, resistensi insulin, serta inflamasi metabolik, sebagai pendekatan intervensi berbasis pengobatan integratif.


Dua dosen Departemen Biologi, FMIPA, UB sekaligus pengurus Pusat Inovasi Jamu dan Biofarmaka UB, berpartisipasi dalam ajang internasional ICNIM (International Congress on Nutrition and Integrative Medicine) 2025 di Sapporo, Jepang. (prasetya.ub.ac.ic)--

Pada konferensi internasional ini, Dinia berhasil meraih Best Poster Presenter Award, sebuah capaian bergengsi yang menjadikannya satu-satunya perwakilan Indonesia yang memperoleh penghargaan dalam ICNIM 2025. Prestasi ini semakin menegaskan pengakuan global terhadap riset jamu yang dikembangkan oleh UB.

BACA JUGA:Natalius Pigai Jadikan Gus Dur sebagai Nama Gedung Kementerian HAM: Simbol Perdamaian dan Anti Rasialisme

Partisipasi ini menjadi momentum strategis UB dalam memperkuat eksistensi jamu sebagai bagian dari evidence-based integrative medicine di tingkat internasional. Selain itu, memperluas jejaring kolaborasi global di bidang nutrisi, kesehatan preventif, dan pengobatan herbal. Juga, membuka peluang riset bersama, publikasi internasional, serta hilirisasi produk berbasis jamu, dan mendorong standardisasi keilmuan jamu. Agar dapat sejajar dengan sistem kesehatan komplementer global lainnya.

“Kami ingin jamu tidak hanya dikenal sebagai warisan budaya. Tetapi juga diakui sebagai solusi kesehatan ilmiah yang terintegrasi dalam pengembangan terapi dunia,” ungkap Dinia dalam forum ICNIM 2025.

BACA JUGA:Begini Skenario Timnas Indonesia Lolos, Klasemen Sementara Peringkat 3 Terbaik Piala Dunia U-17 2025

Kontribusi UB dalam ICNIM 2025 juga relevan dengan pencapaian target global. Antara lain SDG 3 –Good Health and Well-Being (inovasi jamu sebagai terapi preventif dan suportif penyakit kronis). SDG 4 – Quality Education (penguatan kultur riset dan pendidikan berbasis bukti ilmiah). SDG 9 – Industry, Innovation, and Infrastructure (hilirisasi inovasi biofarmaka berbasis herbal). Dan, SDG 17 – Partnerships for the Goals (kolaborasi internasional di bidang integrative medicine).

Keikutsertaan UB di ICNIM 2025 menjadi bukti nyata komitmen UB dalam mengangkat potensi jamu dari tingkat nasional menuju pengakuan global melalui riset, inovasi, dan kolaborasi strategis.

BACA JUGA:Selamat Hari Jomblo Sedunia 11.11: Sejarah, Tradisi, dan Tema 2025; 469.754 Warga Kota Malang 'Jomblo'

Tags :
Kategori :

Terkait