Disbudpar Jatim Gaungkan Kembali Semangat Panji di Taman Krida Budaya Malang

Sabtu 01-11-2025,11:41 WIB
Reporter : Desi Nur Rachma
Editor : Mohammad Khakim

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID--Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur (Disbudpar Jatim) terus menunjukkan komitmennya dalam melestarikan seni tradisi melalui rangkaian pertunjukan Topeng Panji di Taman Krida Budaya Jawa Timur, Kota Malang.

 

Sepanjang tahun 2025, lima lakon Topeng Panji telah sukses digelar, masing-masing menghadirkan kisah dan gaya artistik yang berbeda namun tetap berakar pada nilai luhur budaya Panji.

BACA JUGA: 9 Rekomendasi Anime Seru: Kaya Episode, Persiapan Isi Waktu Libur Panjangmu

1. Panji Laras

Pertunjukan pertama bertajuk Panji Laras digelar pada 4 Mei 2025, menampilkan Sanggar Asmorobangun dari Pakisaji. Uniknya, para pemain dan pengrawit yang terlibat mayoritas merupakan anak-anak usia SD hingga mahasiswa.

 

Dengan tata lampu dinamis dan durasi pementasan yang lebih singkat, Panji Laras berhasil memadukan nilai klasik dan gaya modern, menjadikan tradisi terasa lebih dekat dengan audiens muda.

 

BACA JUGA: Perayaan Halloween 31 Oktober: Ini Sejarah dan Asal-usulnya, Bermula dari Tradisi Kuno yang Mistis

 

2. Panji Mangu.

 

Lakon kedua, Panji Mangu , digelar pada 13 Juli 2025. Pertunjukan kolosal ini melibatkan sekitar 40 penari dari berbagai sanggar di Malang Raya. Cerita berpusat pada dilema Panji antara cinta dan kewajiban, tema “keraguan” (mangu) yang relevan dengan pergulatan moral generasi masa kini.

 

Pementasan ini tidak hanya menghadirkan keindahan gerak tari dan topeng, tetapi juga menjadi refleksi tentang pilihan hidup dan tanggung jawab, menjadikan seni tradisi sebagai media introspeksi sosial.

 

BACA JUGA: Keren Ker! Program 1.000 Event Antar Kota Malang Raih Penghargaan Nasional Sektor Pariwisata Kreatif

 

3. Panji In Love

 

Pada 27 Juli 2025, Taman Krida Budaya kembali dipadati penonton dalam pertunjukan Panji In Love . Lakon ini menggabungkan kisah Panji Sekartaji dengan cerita rakyat Ande Ande Lumut, dikemas dalam sentuhan teater modern.

 

Selain menampilkan romansa klasik, lakon juga menyampaikan pesan kuat tentang ketulusan dan harga diri perempuan. Pementasan ini menjadi bagian dari program “Topeng Panji untuk Dunia”, sebagai upaya Disbudpar Jatim membawa seni tradisi ke panggung yang lebih luas.

 

BACA JUGA: Menteri Pendidikan Tinggi Berharap UMM jadi Kampus yang Ubah Kebuntuan Riset

 

4. Lentera Panji

 

Pertunjukan keempat bertajuk Lentera Panji diselenggarakan pada 29 Agustus 2025. Karya ini menampilkan perpaduan tarian tradisional dan Topeng Malangan yang dimainkan oleh anak anak sanggar wilayah Tumpang Kabupaten Malang.

 

Antusiasme masyarakat sangat tinggi. Melalui Lentera Panji, Disbudpar Jatim berupaya menghidupkan kembali tradisi yang hampir pudar, menjadikan Taman Krida Budaya sebagai panggung pelestarian warisan takbenda yang bernyawa.

BACA JUGA: 9 Film tentang Seniman Legendaris yang Wajib Ditonton di Hari Seniman Internasional!

5. Setyåkasih

 

Penutup tahun diwarnai pertunjukan Setyåkasih pada 31 Oktober 2025. Lakon ini mengisahkan Dewi Wadal Werdi yang jatuh cinta kepada Panji Asmorobangun, namun harus belajar melepaskan dalam keikhlasan.

 

Setyåkasih tampil dengan kemasan futuristik. Visual digital, tata cahaya modern, dan musik elektronik yang berpadu dengan gending klasik. Perpaduan ini menggambarkan bagaimana tradisi dan inovasi bisa berjalan beriringan tanpa saling meniadakan.

 BACA JUGA: Hari Macan Tutul Salju Internasional 23 Oktober: Sejarah dan Fakta Unik Si 'Hantu Salju' Himalaya

Lima pertunjukan tersebut membuktikan bahwa seni Topeng Panji tetap hidup di tengah modernitas. Disbudpar Jatim berhasil mengemasnya secara menarik tanpa meninggalkan nilai nilai luhur seperti kesetiaan, kejujuran, pengorbanan, dan cinta tulus.

 

Taman Krida Budaya Jawa Timur pun kini menjadi wadah regenerasi budaya, tempat Panji dan Sekartaji terus hidup dalam bentuk baru. Tradisi menyala kembali, menjadi lentera bagi generasi mendatang.

 

Kategori :