Pemerintah Cari Skema Baru Pembayaran Utang Whoosh, Pertimbangkan Minta Kelonggaran Waktu

Jumat 31-10-2025,10:42 WIB
Reporter : Mohammad Khakim
Editor : Mohammad Khakim

MALANG, DISWAYMALANG.ID–Pemerintah masih mencari skema terbaik untuk pembayaran utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh), termasuk kemungkinan meminta kelonggaran waktu.

“Pemerintah sedang menghitung skema terbaik, termasuk kemungkinan perpanjangan waktu pembayaran utang,” kata Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, Jumat, 31 Oktober 2025.

Pras menjelaskan, Presiden Prabowo telah menggelar rapat terbatas dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, serta Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara Rosan Roeslani.

Rapat ini membahas opsi pembayaran utang Whoosh, termasuk skenario perpanjangan masa pinjaman. “Pak Airlangga, Menkeu, dan CEO Danantara diminta menghitung detailnya, lalu menyiapkan opsi-opsi terbaik, termasuk perpanjangan masa pinjaman,” tambah Pras.

"Sebagaimana yang pernah saya sampaikan, juga kemarin di dalam ratas juga itu bagian dari salah satu yang dibicarakan, pemerintah sedang mencari skema yang terbaik, termasuk perhitungan-perhitungan angkanya, termasuk kemungkinan-kemungkinan untuk kita bisa meminta kelonggaran dari sisi waktu pembayaran utang," ujar Pras. 


Di sisi lain, Pras mengatakan pemerintah saat ini tengah memperbaiki sistem transportasi publik.

Hal itu kata Pras, sudah menjadi kewajiban pemerintah dalam menyediakan transportasi yang nyaman.

"Tapi intinya, kita kewajiban kita semua, bukan cuma pemerintah, untuk menyediakan transportasi publik yang sebaik-baiknya. Tidak hanya Whoosh, ya. Mulai dari transportasi kereta api yang yang non-kereta api cepat, kemudian transportasi bus, transportasi kapal, semuanya sedang coba untuk kita perbaiki," jelas dia.

Sebelumnya, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan polemik utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh bakal segera dibahas di rapat khusus yang dipimpin langsung Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Airlangga, rapat terkait Whoosh akan dilakukan secara terpisah dari rapat terbatas yang biasa digelar di Istana.    “Itu nanti dibahas khusus. Akan ada pembahasan khusus,” kata Airlangga singkat.

Sudah 12,2 Juta Orang Naik Whoosh

Sementara itu, di tengah riuh publik soal utang menggunung dan wacana restrukturisasi proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) justru membawa kabar positif.

Hingga akhir Oktober 2025, kereta supercepat itu diklaim sudah melayani 12,2 juta penumpang sejak resmi beroperasi komersial pada Oktober 2023.

General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menyebut capaian tersebut menjadi bukti meningkatnya kepercayaan publik terhadap Whoosh sebagai moda transportasi modern dan efisien.

“Kenaikan jumlah penumpang ini membuktikan masyarakat semakin mempercayai layanan Kereta Cepat Whoosh sebagai moda transportasi cepat dan andal,” kata Eva di Jakarta, Kamis (30/10/2025).

Selama Januari–Oktober 2025 saja, Whoosh telah melayani lebih dari 5,1 juta penumpang, naik 6,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Eva menjelaskan, kenaikan penumpang ditopang oleh beberapa faktor penting:

  • Penambahan jadwal perjalanan menjadi 62 kali per hari.
  • Hadirnya Stasiun Karawang yang memperluas akses dan meningkatkan konektivitas dengan moda lain seperti LRT, komuter, bus, dan transportasi daring.
  • Peningkatan integrasi antarmoda di seluruh stasiun Whoosh yang membuat perjalanan makin efisien.

“Sejak beroperasi komersial pada Oktober 2023, Whoosh telah melayani 12,2 juta penumpang. Ini tonggak penting dalam pertumbuhan transportasi cepat di Indonesia,” ujar Eva.

Meski performa operasional terbilang solid, proyek KCJB masih dibayangi oleh beban utang besar yang dinilai berpotensi menjadi “bom waktu” bagi BUMN.

Beberapa poin yang jadi sorotan publik antara lain:

  1. Beban bunga utang yang mencapai hampir Rp2 triliun per tahun, sementara pendapatan tiket belum cukup menutupnya.
  2. Target impas (BEP) baru bisa tercapai jika jumlah penumpang menembus 38 ribu per hari — angka yang masih jauh dari rekor harian tertinggi sekitar 26 ribu penumpang pada musim liburan.

Pemerintah melalui PT Danantara Indonesia dan konsorsium BUMN terus mencari pola terbaik untuk menyehatkan arus keuangan KCIC.

Tags :
Kategori :

Terkait