JAKARTA, DISWAYMALANG.ID – Kasus keracunan massal yang diduga terkait dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menjadi sorotan tajam. Jumlah korban dilaporkan mencapai angka yang sangat mengkhawatirkan.
Menurut data terbaru yang dikumpulkan oleh Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) hingga 12 Oktober 2025, total korban keracunan MBG diperkirakan telah menembus 11.000 hingga 12.000 orang anak dan penerima manfaat lainnya di berbagai daerah. Angka ini mengalami lonjakan signifikan dari data sebelumnya.
Menanggapi besarnya dampak kasus ini, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengaku terus memantau data mingguan terhadap kasus keracunan MBG.
Data kasus keracunan MBG tersebut kata Dante, langsung masuk dan diberikan kepada Presiden Prabowo Subianto.
"Laporan per minggu sudah berjalan. Data yang masuk mengenai korban keracunan MBG ini langsung kami laporkan dan sampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto," ujar Wamenkes Dante ditemui di kantor Kementerian Kesehatan, Senin, 13 Oktober 2025.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) per 30 September 2025 juga mencatat angka korban keracunan MBG sebanyak 9.089 orang yang tersebar di 83 kabupaten/kota dan 28 provinsi. Perbedaan angka ini menunjukkan dinamika laporan dan kemungkinan adanya kasus baru yang terus bermunculan.
Fokus Perbaikan Tata Kelola
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah mengakui adanya kekurangan dalam pelaksanaan program MBG dan menekankan pentingnya perbaikan.
Salah satu langkah yang disiapkan adalah penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Tata Kelola Program MBG, yang bertujuan untuk menyempurnakan dan memperkuat standar pelaksanaan, terutama menyangkut aspek keamanan pangan dan higienitas di dapur-dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) juga mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi mendalam, termasuk membersihkan konflik kepentingan dalam pengelolaan dapur MBG dan mengutamakan kualitas gizi serta keamanan penerima daripada sekadar mengejar target kuantitas distribusi.
Kasus keracunan ini juga telah menjadi sorotan para ahli gizi dan kesehatan masyarakat yang menggarisbawahi pentingnya pengawasan yang ketat dari proses penyiapan, pengolahan, hingga distribusi makanan, guna memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Pemerintah melalui berbagai kementerian dan lembaga terkait, termasuk Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Kesehatan, dan pihak kepolisian di daerah, saat ini fokus pada penanganan korban, penyelidikan sumber keracunan, dan perumusan langkah-langkah konkret untuk memperbaiki sistem MBG secara menyeluruh.