MALANG, DISWAYMALANG.ID--Sebanyak 67 persen laki-laki Indonesia memilih menanggung biaya pernikahan lewat tabungan pribadi. Sementara 57 persen perempuan lebih mengandalkan tabungan bersama dengan pasangan.
Cara masyarakat Indonesia mempersiapkan pernikahan tersebut terportret dalam survei terbaru Jakpat bertajuk Wedding Insights: How Indonesians Plan Their Big Day
Temuan ini mengindikasikan, bagi banyak laki-laki, pernikahan masih dianggap sebagai tanggung jawab finansial utama. Sejalan dengan nilai tradisional yang menempatkan pria sebagai penopang ekonomi rumah tangga.
Sebaliknya, perempuan kini menunjukkan kecenderungan baru, yakni melihat pernikahan sebagai proyek kolaboratif.
Sebanyak 24 persen laki-laki menyebut tabungan bersama sebagai sumber dana utama. Sedangkan 57 persen perempuan memprioritaskan dana gabungan tersebut.
Pola ini mencerminkan pergeseran nilai sosial menuju kesetaraan finansial, di mana perempuan ingin turut berperan dalam pembiayaan masa depan bersama. Bukan hanya bergantung pada pasangan.
Perbedaan mencolok juga terlihat dalam penggunaan dana pasangan. Sebanyak 15 persen responden perempuan menyatakan dana dari pasangan sebagai sumber utama biaya pernikahan. Sementara hanya 1 persen laki-laki yang mengaku demikian.
Angka ini menegaskan adanya perbedaan pandangan tentang peran keuangan antara dua gender dalam mempersiapkan pernikahan.
Menariknya, peran orang tua kini semakin kecil dalam pembiayaan pernikahan. Hanya 6 persen responden dari kedua pihak menyebut dana orang tua sebagai sumber utama.
Tren ini menandakan bahwa pasangan masa kini semakin menekankan kemandirian finansial dan tanggung jawab pribadi dalam menata kehidupan baru.
Secara keseluruhan, hasil survei ini menggambarkan transformasi nilai dalam masyarakat Indonesia. Yaitu dari tradisi tanggung jawab tunggal menjadi kemitraan finansial yang setara. Pernikahan tak lagi sekadar urusan cinta. Namun juga cerminan komitmen dan kerja sama ekonomi antara dua individu.