MALANG, DISWAYMALANG.ID--Semoga paket ekonomi khusus yang dikuncurkan pemerintah baru-baru ini benar-benar efektif menciptakan lapangan kerja baru. Ini karena, ketersediaan lapangan kerja di Indonesia terus menurun.
Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Agustus 2025 memperlihatkan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) anjlok menjadi 93,2 poin Ini adalah level terendah sejak awal tahun.
Angka IKLK yang berada di bawah angka 100 menandakan kondisi pasar tenaga kerja yang tidak sehat. Apalagi, sudah dua bulan terakhir ini, IKLK Indonesia mencatatkan angka di bawah 100.
Ini menunjukkan, masyarakat pesimis terhadap ketersediaan lapangan kerja. Karena itu, peluncuran paket ekonomi khusus yang dilaporkan akan menciptakan jutaan lapangan kerja, menjadi sangat diharapkan.
Siapa yang Paling Optimis dan Paling Pesimis?
Jika dilihat dari latar belakang pendidikan, lulusan pascasarjana menjadi kelompok paling optimis dengan IKLK mencapai 111,7 poin, meningkat tajam dari 100,3 pada Juli 2025.
Lulusan sarjana juga menunjukkan perbaikan, naik ke angka 103,7 poin, berbalik arah dari posisi pesimis pada bulan sebelumnya (98,6).
Namun, tren berbeda terlihat pada lulusan akademi/diploma dan SMA. Kelompok diploma turun dari kondisi optimis ke pesimis, dengan indeks merosot dari 102,6 menjadi 97,5 poin.
Kondisi lebih mengkhawatirkan terjadi pada lulusan SMA, yang mencatat skor 88,2 poin, terendah di antara semua kelompok, sekaligus menandakan tingkat kepercayaan paling rendah terhadap ketersediaan lapangan kerja.
Pesimisme Berdasarkan Kelompok Usia
Survei BI juga menunjukkan bahwa pesimisme tidak hanya terjadi pada kelompok berpendidikan rendah, tetapi juga menyebar ke semua kelompok umur.
- Usia 20 hingga 30 tahun: 97,2 poin
- Usia 31 hingga 40 tahun: 96,4 poin
- Usia 41 hingga 50 tahun: 92,9 poin
- Usia 51 hingga 60 tahun: 86 poin
- Usia di atas 60 tahun: 72 poin
Data tersebut memperlihatkan bahwa semakin tua usia responden, semakin tinggi tingkat pesimismenya.
Hal ini mencerminkan kesulitan tenaga kerja senior untuk bersaing di pasar kerja modern yang semakin menuntut keterampilan baru.
Mengapa Jumlah Pengangguran Naik Meski TPT Turun?
Menurut data BPS, jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2025 tercatat 7,28 juta orang, naik dari 7,20 juta orang pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, secara persentase, TPT justru turun. Bagaimana mungkin?
Perbedaan ini dijelaskan melalui definisi keduanya:
- Jumlah pengangguran adalah angka absolut orang yang tidak bekerja.
- TPT adalah persentase penganggur dibandingkan total angkatan kerja.