PACITAN, DISWAYMALANG.COM-- Hari-hari ini para siswa SD di Pacitan punya kesibukan lain disamping belajar di sekolah dan bermain seperti biasa. Mereka kini punya tambahan kesibukan: belajar tentang wayang beber, sekaligus membuat kerajinan wayang beber.
Para siswa SD itu didampingi para dosen Universitas Negeri Malang (UM). Mereka diajari membuat kerajinan wayang beber dari bahan bekas bungkus semen.
Dibimbing para dosen UM yang tergabung dalam tim pengabdian masyarakat itu, para siswa SD itu belajar menjadikan bungkus semen yang biasanya dianggap limbah itu, sebagai media ekspresi seni budaya.
“Daur ulang bungkus semen menjadi karya seni ini bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga menyelamatkan wayang beber yang hampir punah,” jelas Dr. Iriaji, M.Pd., pimpinan proyek pengabdian masyarakat UM di Pacitan ini.
Melalui proyek ini, kata dia, siswa tidak hanya belajar keterampilan baru. Tetapi juga berperan dalam mempromosikan budaya lokal.
"Budaya bukan hanya warisan, tetapi juga sumber daya yang bisa terus hidup dan berkembang,” tambah Iriaji.
Dosen di Departemen Seni dan Desain UM ini menjelaskan, para siswa diajarkan pentingnya daur ulang serta pengertian mendalam tentang wayang beber. Wayang beber sendiri adalah seni tradisional yang telah ada sejak zaman Majapahit.
Tambahan bekal keterampilan ini, lanjut Iriaji, diharapkan memberikan manfaat jangka panjang bukan saja bagi para siswa SD itu. Tapi, juga untuk lingkungan secara keseluruhan.
"Terutama dalam menciptakan produk ramah lingkungan yang bernilai ekonomis," sambung Iriaji.
Proyek pelatihan bagi siswa SD sekaligus kegiatan pengabdian masyarakat UM ini, dijadwalkan akan berlangsung sampai November 2024. Proyek ini sudah dimulai sejak Juli 2024,.dengan target menjangkau siswa dari 12 SD di daerah pinggiran Pacitan.
Dalam melaksanakan proyek ini, UM bekerja sama dengan komunitas lokal Pacitan Cerdas (PACE). Kegiatan ini didukung oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat melalui program Bima dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Kegiatan ini sejalan dengan tiga tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs): tujuan ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas, tujuan ke-9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta tujuan ke-12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Dengan sinergi antara pendidikan dan budaya, diharapkan proyek ini mampu menggerakkan sektor industri kreatif di Pacitan. Serta, meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa dan masyarakat.
Sendratari Ramayana
Selain mengadakan pelatihan terkait wayang beber di Pacitan, UM juga menunjukkan komitmen ikut melestarikan budaya melalui Pagelaran Cakramastaka: Sendratari Ramayana. Pagelaran ini merupakan puncak acara Lustrum Ke-XIV sekaligus Dies Natalis Ke-70 UM.
Rektor UM dengan pakaian sosok Janaka memotong tumpeng saat puncak perayaan lustrum UM, Jumat (18/10)--um.ac.id