5. Bagaimana Cara Mencegahnya?
Pencegahan fistula bisa dilakukan dengan memperbaiki layanan kesehatan maternal. Akses terhadap perawatan kehamilan yang berkualitas, kehadiran bidan atau dokter selama proses persalinan, serta penanganan cepat terhadap komplikasi menjadi langkah kunci. Selain itu, pendidikan mengenai kesehatan reproduksi harus digalakkan, terutama di komunitas pedesaan yang masih mempraktikkan pernikahan dini. Pemberdayaan perempuan, termasuk peningkatan gizi dan kebersihan sejak masa remaja, juga dapat membantu mencegah terbentuknya fistula.
6. Dukungan Psikososial dan Reintegrasi Sosial
Setelah operasi, perempuan yang sembuh dari fistula tetap membutuhkan dukungan psikologis dan sosial. Pemulihan tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mental. Banyak korban yang merasa trauma dan takut untuk kembali berinteraksi dengan masyarakat. Oleh karena itu, program rehabilitasi yang menyertakan konseling, pelatihan keterampilan hidup, dan dukungan ekonomi sangat diperlukan. Reintegrasi sosial yang berhasil akan mencegah kekambuhan depresi dan membuat perempuan lebih percaya diri untuk melanjutkan hidupnya.
Fistula obstetrik bukan hanya masalah kesehatan, tapi juga cerminan dari ketimpangan sosial dan peran krusialnya pendidikan mengenai kesehatan.
Hari Internasional untuk Mengakhiri Fistula Obstetrik bukan sekadar pengingat, melainkan ajakan bagi kita semua—tenaga medis, hingga masyarakat sipil untuk menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan.