JUNREJO BATU, DISWAYMALANG.ID – Kekerasan dan diskriminasi masih menjadi persoalan nyata yang dialami banyak orang, terutama perempuan dan anak. Melalui kampanye bertajuk “Rise and Speak”, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri hadir di Kota Batu untuk mengajak masyarakat tidak tinggal diam dan berani bersuara.
Kegiatan sosialisasi ini berlangsung di Sekolah Alkitab, Desa Beji, Kecamatan Junrejo, pada kamis (15/5) dengan melibatkan masyarakat, pelajar, hingga tokoh-tokoh lokal. Hadir langsung sebagai pemateri utama, Brigjen Pol. Dr. Nurul Azizah, S.I.K., M.Si., Direktur Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang (TPPO) dari Bareskrim Mabes Polri.
“Rise and Speak adalah seruan moral. Kita ingin masyarakat tidak takut menyuarakan kebenaran, terutama saat melihat atau mengalami kekerasan,” ujarnya dalam wawancara dengan awak media.
Brigjen Nurul menyampaikan bahwa salah satu fokus utama dari gerakan ini adalah menumbuhkan keberanian sejak dini. Program seperti ROOTS yang diterapkan di sekolah-sekolah diharapkan mampu menjadi ruang aman bagi anak-anak untuk saling mendukung dan menolak tindakan bullying.
BACA JUGA:16 Mei Hari Cahaya International, Berawal untuk Memperingati Penemuan Laser Pertama
Ia juga mendorong terbentuknya Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di berbagai institusi. Tim ini akan menyediakan kanal pelaporan ramah anak, melakukan pelatihan guru, dan memberi pendampingan psikososial bagi korban.
“Setiap individu berhak merasa aman, dihargai, dan dilindungi. Jangan biarkan kekerasan menjadi rahasia yang disimpan sendiri,” tegas Brigjen Nurul.
Dalam sosialisasi ini, Brigjen Nurul juga menyinggung maraknya kasus perdagangan orang, khususnya yang melibatkan calon tenaga kerja Indonesia (TKI). Ia mengimbau agar masyarakat hanya menggunakan jalur resmi dan prosedur legal bila hendak bekerja ke luar negeri.
“Jangan sampai mimpi bekerja di luar negeri malah berubah menjadi mimpi buruk karena jadi korban TPPO. Ikuti jalur resmi, lindungi diri sejak awal,” katanya.
Sementara itu, Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranata, S.I.K., M.Si. dalam sambutannya menyoroti kondisi anak di Kota Batu, baik sebagai korban maupun pelaku kekerasan. Menurutnya, banyak kasus yang melibatkan sesama pelajar memerlukan perhatian khusus.
BACA JUGA:Warga Terjangkit DBD, Staf Kelurahan Ngaglik Gerak Cepat Koordinasi dengan Dinkes Kota Batu
“Dalam kasus anak, kami bekerja sama dengan berbagai stakeholder, psikolog, dan lembaga perlindungan anak untuk penanganan yang tepat,” jelasnya.
Untuk kasus asusila, AKBP Andi menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menempuh jalur Restorative Justice karena termasuk Extraordinary Crime. “Kasus seperti itu tetap harus diproses hukum, tidak ada kompromi,” tegasnya.
BACA JUGA:Mahasiswa Diminta Peduli Cegah Kekerasan terhadap Perempuan dan Kelompok Rentan
Rise and Speak bukan sekadar slogan. Gerakan ini merupakan ajakan konkret kepada masyarakat untuk menjadi agen perubahan. Mulai dari menyuarakan pengalaman pribadi, mendukung korban, hingga mencegah kekerasan di lingkungan sekitar.