Saat dapat tambahan seperti THR, insentif tahunan, atau komisi, prioritaskan dulu buat boosting tabungan dan investasi. Alokasikan minimal 50% dari bonus tersebut langsung ke investasi atau top-up dana pensiun. Misalnya dapat THR Rp4 juta, sisihkan Rp2 juta buat reksa dana campuran atau emas digital.
7. Manfaatkan Fasilitas Kantor: BPJS, DPLK, atau Program Tabungan Pensiun
Jangan abaikan program pensiun kantor. Cek apakah tempat kerja menyediakan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atau program matching fund. Jika iya, ikutlah semaksimal mungkin. Selain pajaknya lebih ringan, juga dapat insentif jangka panjang dari perusahaan.
8. Pakai Rekening Terpisah Buat Investasi dan Jangan Sentuh Uang Itu
Kesalahan banyak orang: investasi dicampur dalam rekening utama, lalu ditarik saat akhir bulan karena “darurat beli martabak”. Solusinya: buat rekening khusus investasi yang tidak terkoneksi dengan kartu debit. Bahkan lebih baik kalau tidak tahu login-nya kecuali waktu mau setor.
9. Punya Tujuan Investasi yang Jelas: Rumah, Pendidikan, atau Pensiun Dini
Investasi tanpa tujuan itu seperti naik mobil tanpa tahu arah. Tetapkan target: misalnya beli rumah 10 tahun lagi, dana pendidikan anak 15 tahun lagi, atau pensiun dini di umur 50. Semakin spesifik target, semakin fokus cara dan pilihan investasi.
Bukan besar kecil gaji yang menentukan bisa merdeka secara finansial, tapi bagaimana mengelolanya. Bahkan dengan Rp3–5 juta per bulan, sudah bisa punya dana darurat, investasi rutin, dan rencana pensiun. Tidak perlu langsung besar — yang penting, konsisten.
Jadi, mumpung semangat International Financial Independence Awareness Day masih hangat, yuk mulai langkah kecil hari ini.
Karena kalau sabar dan teratur, uang kecil bisa jadi gunung besar. Dan kebebasan finansial bukan lagi mimpi, tapi kenyataan.