MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Hari ini, 25 April, dunia memperingati International Financial Independence Awareness Day — momen penting yang mengajak kita semua untuk mulai berpikir serius tentang kebebasan finansial. Tapi bagaimana caranya memikirkan pensiun dini atau investasi kalau gaji bulanan saja masih pas-pasan? Jawabannya: bisa banget! Justru saat inilah waktu terbaik membangun pondasi kemandirian finansial.
Financial independence bukan hak eksklusif mereka yang gajinya dua digit. Ini tentang strategi alokasi, konsistensi, dan keberanian untuk mulai. Bisa kok mulai investasi dengan gaji Rp3 juta atau Rp5 juta sekalipun.
Kuncinya adalah tahu ke mana uang harus pergi, bukan sekadar ke mana uang “hilang”.
Berikut 9 strategi cerdasnya:
1. Pisahkan Penghasilan Sejak Gajian: Alokasikan Secara Proporsional
Langkah awal yang paling krusial adalah menyusun alokasi gaji dengan struktur yang jelas. Untuk yang bergaji antara Rp3 juta–Rp5 juta, cobalah pakai rumus 60-30-10: 60% untuk kebutuhan pokok (makan, sewa, transportasi), 30% untuk tabungan + investasi + dana darurat, dan 10% untuk hiburan atau gaya hidup. Kalau terlalu berat, bisa ubah ke 70-20-10. Yang penting, investasi tetap dapat porsi, sekecil apa pun.
2. Mulai dari Yang Rendah Risiko, Bisa Mulai Rp10.000
Reksa dana pasar uang jadi pintu masuk ideal untuk yang masih belajar investasi dengan dana terbatas. Selain karena risiko rendah, kbisa mulai dari yang diawasi OJK. Jenis reksa dana ini cocok buat jangka pendek–menengah, termasuk dana darurat yang masih tumbuh perlahan.
3. Sisihkan Minimal 10% Gaji untuk Investasi Otomatis Tiap Bulan
Auto-debit adalah senjata utama bagi yang gampang tergoda jajan. Segera setelah gajian, langsung aktifkan auto-transfer 10% gaji ke rekening investasi (atau e-wallet khusus beli reksa dana). Kalau gaji Rp4 juta, maka Rp400.000 langsung masuk investasi sebelum sempat dibelanjakan.
4. Buat Dana Darurat Dulu Sebelum Mulai Investasi Risiko Sedang-Tinggi
Kalau belum punya dana darurat, jangan nekat masuk ke saham atau kripto. Dana darurat setidaknya setara 3–6 bulan biaya hidup. Misal, pengeluaran Rp2 juta/bulan, maka butuh Rp6–12 juta yang disimpan di tempat likuid seperti tabungan atau reksa dana pasar uang.
5. Jangan Tergiur Saham Viral
Kalau sudah punya dana darurat dan ingin coba investasi dengan imbal hasil lebih besar, pilih ETF indeks (Exchange-Traded Fund) sebagai langkah awal. ETF adalah reksa dana berbasis saham yang mengikuti indeks tertentu, seperti LQ45 atau IDX30. Risiko lebih rendah dibanding saham individual!
6. Gunakan Bonus atau THR untuk Tambahan Investasi, Bukan Lifestyle Upgrade