
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Ariana Grande kembali menempati puncak tangga lagu Billboard 200 lewat album Eternal Sunshine Deluxe: Brighter Days Ahead.
Rilisan deluxe ini tidak cuma unggul di tangga album utama, tapi juga sapu bersih kategori penjualan album fisik, penjualan album terkini, sampai penjualan vinyl.
Album ini dirilis pada Maret lalu dan harus bersaing dengan lagu-lagu baru di bulan April, dengan menyajikan lagu baru seperti Twilight Zone dan Don't Wanna Breakup Again.
Versi original Eternal Sunshine sendiri sudah lebih dulu menjadi album nomor satu saat rilis tahun lalu pada Maret 2024, dengan dua lagu andalan "Yes, And?" dan "We Can't Be Friends (Wait for Your Love)" sempat memuncaki Billboard Hot 100.
Kini, versi deluxe hadir membawa emosi dan refleksi yang lebih dalam, seolah jadi pelengkap sempurna perjalanan batin yang dimulai setahun lalu dan semakin relatable.
1. Dari Lagu ke Layar Lebar
Kesuksesan album ini juga dirayakan lewat perilisan film pendek bertajuk Brighter Days Ahead. Film ini jadi sekuel dari video klip "We Can't Be Friends" dan menampilkan Ariana sebagai Peaches yang kini sudah tua dan kembali ke klinik Brighter Days Inc.—bukan untuk menghapus kenangan, tapi memulihkannya. Ide ini unik dan menyentuh karena menawarkan konsep tentang bagaimana kita menghadapi masa lalu: apakah kita memilih untuk melupakannya, atau menontonnya kembali untuk kemudian merelakannya?
Dalam film tersebut, Ariana tampil sebagai Peaches versi lansia yang datang ke klinik dengan harapan bisa melihat kembali kenangan cintanya, meski tahu bahwa kenangan itu akan hilang selamanya setelah ditonton. Narasi ini penuh simbol, seperti mengajak penonton berdamai dengan luka lama, bukan dengan menguburnya, tapi dengan mengenangnya untuk terakhir kali. Sangat menyayat hati tapi juga terapeutik.
2. Sebuah Konsep yang Emosional dan Puitis
Lewat prosedur restorasi memori, Peaches kembali menelusuri kenangan masa mudanya, termasuk potongan video rumah asli masa kecil Ariana. Hal ini memberi sentuhan personal, seolah Ariana mengajak kita masuk ke dunia pribadinya dan membagikan luka serta pelajaran yang dia alami. Ini bukan sekadar promosi album, tapi sebuah karya seni multidimensi.
Tapi ada harga yang harus dibayar: kenangan yang dipulihkan akan hilang selamanya setelah ditonton. Sebuah gambaran puitis tentang kehilangan dan penerimaan. Seolah ingin berkata, “Kadang kita harus benar-benar melepaskan untuk bisa kembali utuh.” Ini memperkuat narasi album yang memang sarat akan tema healing, kehilangan, dan transformasi emosional.
3. Soundtrack untuk Hati yang Pernah Retak
Lagu-lagu baru dalam versi deluxe ini tidak cuma jadi pelengkap, tapi terasa seperti bab baru dalam perjalanan emosional album ini. Setiap lagu punya atmosfer yang berbeda, tapi benang merahnya tetap sama: tentang mencintai, kehilangan, dan menerima. Mereka bukan hanya enak didengar, tapi juga mengajak pendengarnya merefleksikan perjalanan emosional masing-masing.
4. Lagu Baru yang Paling Bikin Baper?
Salah satu lagu yang paling banyak dibicarakan adalah "Don't Wanna Break Up Again".
"I made it so easy. Spent so much on therapy, with my own co-dependency . But you didn't even try When you finally did, it was at the wrong time Won't abandon me again for you and I"