MALANG, DISWAYMALANG.ID – Menyemarakkan bulan suci Ramadan 2025, Masjid Agung Jami’ Malang menghadirkan program edukatif bertajuk “Kuliah Jelang Berbuka” yang dapat diakses secara langsung melalui kanal YouTube resminya. Program ini bertujuan untuk menemani umat Islam dalam menanti waktu berbuka puasa dengan menambah wawasan keislaman.
Selama Ramadan tahun ini, Kuliah Jelang Berbuka telah tayang dua kali di YouTube Masjid Agung Jami’ Malang, membahas beragam tema keislaman yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Pembahasan Fiqih Puasa di Episode Perdana
Pada episode pertama yang berlangsung pada Minggu (2/3/2025) pukul 16.00-17.00 WIB, kajian membahas fiqih puasa, khususnya tentang hal-hal yang dapat membatalkan ibadah puasa. Kajian ini dipandu oleh Ustadz Ali Chamdani, dengan materi disampaikan oleh Ustadz Salim bin Alwi Assery. Melalui kajian ini, jamaah memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai tata cara berpuasa yang sesuai dengan syariat Islam.
Mengupas Ilmu Falak di Episode Kedua
Sementara itu, pada episode kedua yang disiarkan secara langsung pada Senin (3/3/2025) pukul 16.00-17.00 WIB, tema kajian bergeser ke ilmu falak dan penerapannya dalam kehidupan Muslim. Kajian ini menghadirkan Ustadz H. Ahmad Hadiri, M.Ag sebagai narasumber, dengan Ustadz A. Syahroni sebagai moderator.
Ilmu falak sendiri merupakan cabang keilmuan Islam yang mempelajari benda-benda langit, terutama dalam menentukan arah kiblat, waktu shalat, serta awal bulan Hijriyah. Dalam kajian ini, Ustadz H. Ahmad Hadiri membahas secara mendalam bagaimana kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan untuk memastikan arah kiblat dengan lebih akurat.
“Kemajuan teknologi memberikan kontribusi besar dalam ilmu falak, khususnya dalam menentukan arah kiblat dan waktu ibadah,” ujar Ustadz H. Ahmad Hadiri dalam kajiannya.
Pentingnya Ilmu Falak dalam Ibadah Umat Islam
Ilmu falak memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam, terutama dalam penentuan waktu ibadah. Salah satu aspek utama yang dibahas dalam kajian ini adalah metode penentuan arah kiblat menggunakan teknologi modern seperti aplikasi berbasis GPS dan perangkat astronomi. Dengan bantuan teknologi, umat Islam kini dapat memastikan bahwa arah kiblat sesuai dengan posisi Ka’bah di Makkah, sehingga meningkatkan ketepatan dalam menjalankan ibadah shalat.
Selain itu, ilmu falak juga digunakan dalam menentukan awal bulan Hijriyah, yang sangat berpengaruh dalam penetapan awal Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Kajian ini menjelaskan perbedaan antara metode rukyat hilal (pengamatan bulan secara langsung) dan hisab (perhitungan astronomi) dalam menentukan awal bulan hijriyah.
Ustadz H. Ahmad Hadiri juga menekankan bahwa ilmu falak bukan hanya bermanfaat bagi para ahli astronomi atau ulama, tetapi juga bagi masyarakat umum agar lebih memahami bagaimana waktu ibadah dan arah kiblat dapat ditentukan secara ilmiah.
Antusiasme Jamaah dalam Kajian Interaktif
Program Kuliah Jelang Berbuka mendapatkan respons positif dari para jamaah. Selama sesi berlangsung, banyak audiens yang aktif bertanya melalui nomor WhatsApp yang telah disediakan dalam live streaming. Acara kemudian diakhiri dengan doa bersama sebagai penutup kajian.
“Semoga ilmu yang telah disampaikan Ustadz Ahmad Hadiri ini membawa berkah dan manfaat bagi kita semua,” tutup Ustadz A. Syahroni. (*)