MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Pengukuhan kebaya sebagai warisan budaya takbenda oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) disambut antusias dan bangga oleh para pegiat kebaya Kota Malang.
"Ini adalah momen bersejarah bagi kami. Pengakuan UNESCO ini semakin memotivasi kami untuk terus berkarya dan melestarikan kebaya sebagai warisan leluhur," ungkap Ir Ummi Robithoh Widiastuti, ketua Senam Kebaya Budaya Nasional (SKBN) Malang.
Seperti kita tahu, Rabu (4/12) lalu, UNESCO melalui Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda pada sesi ke-19 di Asuncion, Paraguay, telah memberikan pengakuan resmi kebaya sebagai warisan budaya takbenda. Ini hadiah kedua untuk Indonesia, karena dalam sidang komite ICH UNESCO sehari sebelumnya, reog Ponorogo juga mendapat pengakuan resmi kategori In Need of Urgent Safeguarding, atau dalam kebutuhan mendesak untuk dilestarikan.
Komunitas kebaya di Kota Malang yang selama ini aktif melestarikan dan mengembangkan kebaya, merasa sangat terharu dan bangga atas pengakuan UNESCO ini. "Kebaya bukan sekadar pakaian, melainkan juga representasi dari nilai-nilai luhur bangsa. Dengan pengakuan UNESCO ini, kebaya semakin dikenal dunia dan diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai budaya bangsa sendiri," tambah Ummi.
Lebih lanjut lagi, pengakuan UNESCO ini juga diharapkan dapat mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan yang lebih besar terhadap pelestarian dan pengembangan kebaya.
"Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung pengembangan industri kebaya, misal dengan memberikan fasilitas produksi yang memadai dan memfasilitasi promosi kebaya di tingkat internasional," tambah Kamti Astuti, seorang penggerak komunitas pecinta kebaya di Kota Malang, yang juga mantan camat Gondanglegi.
BACA JUGA:Kabar Baik bagi Pecinta Kebaya di Malang! Kebaya Diakui jadi Warisan Dunia
Kiprah Komunitas Kebaya di Kota Malang
SKBN adalah salah satu komunitas pecinta kebaya yang selama ini sangat aktif mempromosikan kebaya di masyarakat. Kegiatan mereka tergolong unik, yaitu melakukan senam bersama mengenakan kebaya dan kain tradisional. Komunitas yang berdiri pada 14 Januari 2023 itu kini sudah memiliki anggota puluhan orang.
Sebelumnya, mereka sebatas melakukan pertemuan rutin sambil senam bersama di Perumahan Taman Janti, Kelurahan Gadang. Namun, mereka akan memperluas kegiatan di titik-titik strategis di Kota Malang, seperti di Alun-Alun Kota Malang, lapangan Rampal, balai kota, dan sebagainya. Program pindah-pindah tempat senam ini diberi nama Ngelembar, Ngelencer Bareng SBKN.
Lebih lanjut, Ummi juga menyoroti sudah banyak generasi muda yang ikut serta dalam mengembangkan dan melestarikan kebaya dengan mengadakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kebaya, seperti lomba desain kebaya, workshop membatik, dan peragaan busana. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan kebaya kepada masyarakat luas, tetapi juga untuk mendorong kreativitas para perancang busana lokal dalam menciptakan desain kebaya modern yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional.
"Semoga stakeholder yang ada semakin memberi ruang untuk seluruh warga dalam mengembangkan dan melestarikan budaya berkebata khususnya," pesannya.
BACA JUGA:Mau Wisuda? Ini Tempat Sewa Kebaya di Malang untuk Tampil Sesuai Selera