Yang paling mencolok dari ASI adalah kemampuannya melakukan self-improvement. Ya, AI jenis ini mampu memperbaharui dirinya sendiri tanpa batas.
Meskipun prospeknya menggairahkan, ASI juga membawa perdebatan besar tentang risiko eksistensial manusia. Para filsuf dan ilmuwan berargumen bahwa tanpa kontrol yang tepat, ASI bisa menjadi ancaman bagi keberlanjutan umat manusia, terutama jika tujuan yang dioptimasi tidak sejalan dengan nilai-nilai manusia.
Berdasarkan Fungsionalitas Operasional AI
Selain pembagian kapasitas, AI bisa diklasifikasikan berdasar fungsi kerjanya. Ini membantu kita memahami bagaimana AI benar-benar bekerja dalam aplikasi harian.
1. Reactive Machines
Contoh AI Reactive Machine adalah Deep Blue yang bisa mengalahkan Garry Kasparov Sang Grand Master Catur USSR. --beebom--
Ini adalah bentuk AI paling sederhana. Reactive Machines tidak menyimpan memori atau pengalaman. Ia hanya merespons input sesuai aturan yang sudah diprogram.
Contoh klasik:
- IBM Deep Blue, AI yang mengalahkan grandmaster catur Garry Kasparov pada 1997. Deep Blue hanya menghitung jutaan kemungkinan langkah tanpa mengenang pertandingan sebelumnya.
- Sistem filter email berbasis aturan yang mencari pola tertentu tanpa belajar dari email sebelumnya.
- Reactive Machines efektif dalam sistem yang sangat terdefinisi, tetapi cepat tersendat ketika konteks berubah.
2. Limited Memory AI
Sebagian besar AI modern termasuk jenis ini. Tidak hanya menerima input, AI ini juga mempelajari pola dari data historis untuk mengambil keputusan yang lebih baik di masa depan.
Contoh:
- Mobil otonom yang memantau kondisi lalu lintas, perilaku kendaraan lain, dan rambu jalan untuk mengemudi aman.
- Chatbot seperti ChatGPT yang memproses konteks percakapan pengguna untuk memberikan respon yang relevan.
- Pengklasifikasi gambar yang belajar dari ribuan contoh untuk memahami objek baru yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Limited Memory AI adalah bentuk AI paling dominan yang kita gunakan sekarang.
3. Theory of Mind AI
Ini adalah kategori AI lanjutan yang masih dalam tahap riset awal. Machine yang termasuk Theory of Mind AI mampu memahami emosi, inti pikiran, dan motif manusia.
Contoh riset yang mendekati:
- Robot yang bisa membaca ekspresi wajah manusia dan mengubah responnya.
- Agen AI yang dapat menyesuaikan intonasi suara sesuai suasana hati pengguna.
Jika terwujud, AI jenis ini berpotensi besar dalam pendidikan personalisasi dan layanan kesehatan mental. Namun, ini masih jauh dari implementasi skala besar.
4. Self-Aware AI
Inti dari fiksi ilmiah. Self-Aware AI memiliki kesadaran diri mirip manusia. Mulai dari mampu memahami dirinya sebagai entitas, memiliki emosi, dan persepsi terhadap eksistensi sendiri.
Belum ada contoh nyata di dunia teknologi saat ini, dan konsep ini memunculkan pertanyaan etis yang kompleks tentang hak, moralitas, dan status eksistensial mesin di tengah manusia.
Saat ini, yang benar-benar kita rasakan adalah dominasi Narrow AI dan Limited Memory AI yang sudah mengubah banyak aspek kehidupan digital dan fisik.
Sementara AGI dan ASI masih dalam ranah penelitian dan debat akademis, perkembangan AI yang pesat menunjukkan bahwa masa depan kecerdasan buatan masih jauh dari garis akhir.