Bibit Siklon 93S Picu Cuaca Ekstrem, BMKG: Waspada Banjir dan Longsor di Jawa, Bali, hingga Papua

Sabtu 20-12-2025,21:13 WIB
Reporter : Mohammad Khakim
Editor : Mohammad Khakim

MALANG, DISWAYMALANG.ID–Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau potensi cuaca ekstrem yang meluas di berbagai wilayah Indonesia pada 20–21 Desember 2025. Hujan lebat hingga sangat lebat disertai angin kencang diprakirakan terjadi akibat kombinasi sejumlah faktor atmosfer, baik skala global maupun regional.

Salah satu pemicu utama kondisi ini adalah keberadaan Bibit Siklon Tropis 93S. Sistem tersebut berkontribusi meningkatkan aktivitas pembentukan awan hujan, terutama di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.

Catatan BMKG menunjukkan intensitas hujan yang cukup tinggi telah terpantau di sejumlah daerah, antara lain Bali dengan curah hujan mencapai 91,3 milimeter per hari, Papua Barat 71,5 milimeter per hari, serta Maluku sekitar 52,2 milimeter per hari.

Namun, BMKG menegaskan cuaca ekstrem ini tidak hanya dipengaruhi satu faktor. Fenomena atmosfer lain turut memperkuat potensi hujan dalam beberapa hari ke depan.

“Kondisi suhu muka laut yang hangat berpotensi meningkatkan penguapan di sejumlah wilayah perairan, seperti pesisir barat Aceh, perairan timur Kalimantan Timur, perairan utara Pulau Jawa, serta Samudra Pasifik utara Papua,” demikian keterangan tertulis BMKG dikutip Sabtu, 20 Desember 2025.

Pemanasan suhu muka laut tersebut membuat uap air di atmosfer meningkat, sehingga memperbesar peluang terbentuknya awan hujan tebal.

Hujan Potensi Lebih Merata dan Lama di Beberapa Wilayah

Dampaknya, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat berpotensi turun lebih merata dan bertahan lebih lama di berbagai wilayah. Di sisi lain, BMKG juga mencatat pengaruh fenomena La Nina lemah yang masih aktif.

Fenomena ini turut berkontribusi menambah suplai uap air, terutama ke kawasan Indonesia timur. Kondisi tersebut memperkuat peluang hujan lebat di wilayah Maluku, Papua, dan sekitarnya.

Faktor tambahan datang dari pergerakan massa udara dingin dari Asia. BMKG mengamati adanya perbedaan tekanan udara lebih dari 10 hPa antara wilayah Gushi dan Hong Kong pada 17 Desember 2025.

Selisih tekanan ini menjadi indikasi terjadinya perambatan udara dingin menuju wilayah Indonesia. Dampaknya, terjadi peningkatan intensitas hujan di sejumlah daerah, khususnya di bagian barat dan tengah Tanah Air.

“Kombinasi Madden-Julian Oscillation (MJO) dengan gelombang atmosfer lainnya diprakirakan aktif di berbagai wilayah juga berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan,” ungkap BMKG.

Aktivitas MJO yang bersamaan dengan gelombang atmosfer regional membuat potensi hujan lebat semakin signifikan.

Selain itu, sirkulasi siklonik diperkirakan terbentuk di perairan barat Aceh dan perairan utara Papua. Sistem ini memicu terbentuknya daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi.

Area konvergensi tersebut memanjang dari Semenanjung Malaysia hingga Riau, serta dari perairan utara Maluku Utara sampai Papua Barat.

“Kondisi ini semakin meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah terdampak,” tulis BMKG melanjutkan.

Tags :
Kategori :

Terkait