MALANG, DISWAYMALANG.ID--Setiap tanggal 20 Desember, juga diperingati sebagai Hari Solidaritas Internasional Manusia. Sebuah momentum global yang menegaskan pentingnya persatuan, empati, dan kerja sama lintas negara serta lintas budaya dalam menghadapi berbagai persoalan kemanusiaan.
Hari Solidaritas Internasional Manusia ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada 2005 untuk menegaskan solidaritas sebagai nilai kunci abad ke-21. Bermula dari pembentukan Dana Solidaritas Dunia (World Solidarity Fund) tahun 2002. Untuk memerangi kemiskinan dan mempromosikan pembangunan. Juga, merayakan persatuan global dalam menghadapi ketimpangan dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
Latar Belakang dan Sejarah Singkat:
- Deklarasi Milenium (2000): Para pemimpin dunia sepakat bahwa solidaritas adalah nilai fundamental untuk hubungan internasional, di mana yang beruntung membantu yang menderita.
- Pembentukan Dana Solidaritas Dunia (2002): PBB membentuk dana ini untuk mengentaskan kemiskinan dan mendorong pembangunan di negara berkembang.
- Penetapan Hari Solidaritas (2005): Melalui Resolusi 60/209 pada 22 Desember 2005, PBB menetapkan 20 Desember sebagai Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional.
BACA JUGA:Pita Merah, Simbol Global Solidaritas dalam Peringatan Hari AIDS Sedunia 1 Desember
Peringatan ini juga berkaitan erat dengan komitmen dunia terhadap pembangunan berkelanjutan. Tidak ada satu negara pun yang mampu mengatasi persoalan global sendirian. Solidaritas dipandang sebagai jembatan untuk memperkecil kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang, serta antara kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang sosial dan ekonomi.
Makna Solidaritas Era Modern
Pada era globalisasi dan digital saat ini, solidaritas manusia menghadapi tantangan baru. Polarisasi sosial, konflik identitas, serta meningkatnya individualisme sering kali melemahkan rasa kebersamaan. Oleh karena itu, Hari Solidaritas Internasional Manusia menjadi pengingat bahwa kemajuan teknologi dan ekonomi harus diiringi dengan kepedulian terhadap sesama.
Solidaritas juga tercermin dalam aksi kemanusiaan, seperti bantuan bagi korban bencana alam, dukungan terhadap pengungsi, serta upaya kolektif dalam menangani krisis kesehatan global. Nilai ini menekankan bahwa penderitaan satu kelompok manusia adalah tanggung jawab bersama umat manusia.
BACA JUGA:5 September Juga Hari Amal Internasional, Menghidupkan Semangat Solidaritas Global
Bagi Indonesia yang dikenal dengan keberagaman suku, agama, dan budaya, semangat solidaritas menjadi fondasi penting dalam menjaga persatuan. Nilai gotong royong yang telah lama mengakar di masyarakat Indonesia sejalan dengan pesan utama Hari Solidaritas Internasional Manusia.
Secara global, peringatan ini diharapkan mampu mendorong negara-negara untuk memperkuat kerja sama internasional, memperjuangkan keadilan sosial, serta menempatkan kemanusiaan sebagai prioritas utama dalam setiap kebijakan.
Sikap Indonesia terhadap Palestina Jadi Contoh Nyata
Contoh nyata solidaritas internasional manusia telah ditunjukkan Indonesia terkait konflik di Palestina. Indonesia tak henti memberikan dukungan sosial, kemanusiaan, maupun politik. Pengiriman bantuan bahan makan, diplomasi internasional mendukung kemerdekaan Palestina, juga berdirinya Rumah Sakit Indonesia di sana adalah conto nyata.
Tebaru, Indonesia menyatakan kesiapan Indonesia mengirimkan hingga 20.000 personel TNI/Polri sebagai pasukan perdamaian PBB ke Gaza, Palestina, merupakan contoh dan manivestasi nyata dari solidaritas internasional dan kemanusiaan. Langkah ini didasari oleh beberapa pertimbangan:
- Amanat Konstitusi: Pengiriman pasukan perdamaian sejalan dengan amanat Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yang menyatakan komitmen Indonesia untuk "ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial".
- Misi Kemanusiaan: Misi ini berfokus pada upaya menjaga perdamaian, mengamankan gencatan senjata, memastikan penyaluran bantuan kemanusiaan, dan mendukung proses rekonstruksi di Gaza, yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sipil yang terdampak konflik.
- Dukungan terhadap Hukum Internasional: Indonesia menyambut baik dan mendukung Resolusi Dewan Keamanan PBB terkait pembentukan pasukan stabilisasi internasional di Gaza, menunjukkan kepatuhan dan kontribusi terhadap mekanisme hukum internasional dalam menyelesaikan konflik.
- Komitmen Global: Keikutsertaan dalam misi PBB juga menunjukkan eksistensi Indonesia sebagai bagian dari komunitas global yang bertanggung jawab dalam menjaga ketertiban dan perdamaian dunia, serta memperkuat diplomasi Indonesia di kancah internasion
Sejauh ini, Indonesi masih menunggu mandat resmi dari Dewan Keamanan (DK) PBB, setelah resolusi pembentukan Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) disahkan pada 17 November 2025. Indonesia hanya akan berpartisipasi jika ada mandat yang jelas dari DK PBB mengenai operasional, siapa yang dikirim, dan kebutuhan lainnya.