Timnas Indonesia U-23 Gagal ke Semifinal SEA Games 2025, Bung Towel: Permainan Jelek dan Minim Kreativitas

Sabtu 13-12-2025,09:16 WIB
Reporter : Mohammad Khakim
Editor : Mohammad Khakim

MALANG, DISWAYMALANG.ID–Akhirnya Timnas Indonesia U-23 gagal lolos ke semifinal SEA Games 2025 meski menang 3-1 atas Myanmar di Stadion 700th Anniversary Of Chiang Mai Stadium, Thailand, Jumat (12/12/2025). Pengamat sepak bola nasional Tommy Welly atau akrab disapa Bung Towel mengulas penyebab kekalahan Indonesia secara mendalam. Termasuk keputusan pelatih serta kualitas permainan para pemain timnas Garuda Muda.

Indonesia sebenarnya sukses menjanjikan keadaan dan menutup laga grup C dengan kemenangan 3-1 atas Myanmar. Namun selisih gol membuat timnas Garuda Muda tetap kalah bersaing dari Malaysia untuk posisi runner-up terbaik.

Kekalahan Timnas Indonesia U-23 0-1 di laga pembuka melawan Filipina menjadi beban besar yang akhirnya sulit ditutupi. “Kurang satu gol saja sebenarnya kita bisa lolos,” ujar Bung Towel dalam podcast di salah satu televisi swasta, Jumat malam, 12 Desember 2025.

“Tapi secara keseluruhan, materi pemain tim ini memang jauh berbeda dengan tim juara SEA Games sebelumnya.”

Bung Towel juga menyoroti minimnya pengalaman pemain Timnas Indonesia U-23 saat ini di level senior maupun menit bermain di kompetisi Liga Indonesia.

Menurutnya, hal tersebut membuat kualitas dan mental bertanding tim ini tidak diragukan lagi generasi sebelumnya.

Perbedaan terbesar dengan skuad juara SEA Games lalu adalah jam terbang pemain. Generasi sebelumnya berisi pemain yang sudah tampil reguler di level Timnas Indonesia U-23 AFC atau bahkan tim senior, seperti Ernando Ari, Rizky Ridho, Pratama Arhan, Justin Hubner, Nathan Tjoe-A-On, Marcelino, Witan, hingga Rafael Struick.

“Sementara tim sekarang, pengalaman di liga saja minim. Pemain muda semakin sulit mendapat menit bermain karena persaingan dengan pemain asing,” tegasnya.

Bung Towel: Permainan Jelek dan Minim Kreativitas

Bung Towel memberikan kritik yang lebih keras. Baginya, permainan Indonesia di dua laga melawan Filipina dan Myanmar jelas berada di bawah standar. “Permainannya jelek,” tegas Towel.

“TC-nya lebih panjang dari persiapan turnamen AFF atau AFC sebelumnya, tapi hasilnya flop jauh sekali.” Ia juga menilai tidak ada kreativitas dalam strategi yang diterapkan.

 “Bayangin harus menang besar tapi mengandalkan lemparan ke dalam. Itu menunjukkan enggak punya cara, enggak punya akal,” ujarnya.

Towel menyoroti seringnya Indonesia menggunakan skema lemparan jauh dari Robi Darwis sebagai senjata utama. Menurutnya, hal itu adalah bukti kebuntuan taktik pelatih Indra Sjafri.

Towel juga menyentil manajemen timnas yang memanggil 30 pemain lalu menambah 3 nama tambahan secara tiba-tiba. "Tidak lucu ada tiga pemain yang datang entah dari jalur mana. Ini timnas, bukan klub. Manajemennya aneh," katanya.

Ia juga mengambil beberapa keputusan teknis, seperti tetap memaksa Mauro Zijlstra meski performanya stagnan dan minim eksplosivitas, serta terlambatnya memasukkan Jens Raven yang akhirnya mencetak dua gol.

Ekosistem Sepak Bola Juga Disalahkan

Bung Towel juga menyinggung pemain naturalisasi seperti Rafael Struick, yang disebut memiliki pengalaman paling banyak namun gagal menjadi pembeda. “Kalau pemain bagus, nggak perlu lama-lama untuk terlihat bagus,” tegas Towel.

Tags :
Kategori :

Terkait