MALANG, DISWAYMALANG--Pemerintah AS memberi lampu hijau kepada Nvidia untuk mengekspor chip Artificial Intellegence (AI) H200 ke Tiongkok dengan pungutan sebesar 25 persen. Informasi ini menjadi perkembangan penting. Sebab, sebelumnya chip kelas atas Nvidia masuk kategori pembatasan perdagangan akibat kekhawatiran keamanan nasional.
Dikutip dari mobileworldlive.com, Selasa (9/12), dalam sebuah postingan di Truth Social, Presiden Donald Trump mengatakan AS akan mengizinkan penjualan chip tersebut ke Tiongkok dan negara-negara lain dengan syarat yang memungkinkan "keamanan nasional yang kuat dan berkelanjutan".
Presiden Trump menambahkan, Presiden Tiongkok Xi Jinping menanggapi langkah tersebut secara positif. Kebijakan ini tidak mencakup chip Blackwell dan Rubin canggih Nvidia, tetapi juga mencakup AMD, Intel, dan produsen chip AS lainnya.
Kebijakan ini memerlukan pemeriksaan oleh Departemen Perdagangan untuk memastikan keamanan nasional.
Langkah ini dapat membuat perusahaan-perusahaan yang berbasis di Tiongkok lebih bergantung pada standar teknologi AS daripada menggunakan chip AI domestik dari vendor termasuk Huawei.
Membuka penjualan chip yang lebih canggih menciptakan keuntungan besar bagi Nvidia, yang sebelumnya mengecualikan penjualan chip H20 ke Tiongkok dalam proyeksi keuangan baru-baru ini.
Chip H200 menawarkan bandwidth memori yang jauh lebih besar daripada H20, memungkinkan pemrosesan data yang lebih cepat untuk aplikasi AI. Namun, chip ini kurang mumpuni dibandingkan chip Blackwell andalan Nvidia.
Nvidia mengkonfigurasi ulang H200 untuk Tiongkok menyusul kontrol ekspor AS terhadap chip AI yang diperkenalkan pada Oktober 2023 pada masa jabatan Presiden Joe Biden.
Keputusan Presiden Trump ini serupa dengan kesepakatan yang dicapai Nvidia dan AMD dengan pemerintah AS pada bulan Agustus untuk memulai kembali penjualan chip H20 ke Tiongkok.
Pada bulan September, regulator di Tiongkok dilaporkan memerintahkan perusahaan teknologi domestik untuk berhenti membeli chip AI Nvidia guna mendukung alternatif lokal.
Reuters melaporkan kompromi yang prospektif ini menyusul gencatan senjata baru-baru ini dalam perang dagang dan teknologi AS-Tiongkok, yang ditengahi oleh Presiden Trump dan Presiden Xi.
Kantor berita tersebut juga melaporkan bahwa Senator AS Elizabeth Warren menentang penjualan chip H200 ke Tiongkok.
Pada 3 Desember, Warner mengkritik CEO Nvidia Jensen Huang karena melobi Presiden Trump untuk menyetujui penjualan cip AI canggih ke Tiongkok. “Hal ini berisiko mempercepat upaya Tiongkok untuk mendominasi teknologi dan militer serta merusak keamanan ekonomi dan nasional AS,” lapor Reuters.
Seberapa penting H200 untuk China
H200 merupakan penerus H100, tetapi bukan generasi terbaru Nvidia yang saat ini sudah memasuki lini Blackwell. Meski begitu, H200 masih membawa memori HBM3 yang mampu meningkatkan kecepatan pengolahan data besar.
Banyak analis menilai bahwa chip ini masih cukup kuat untuk pengembangan model AI tingkat menengah hingga besar, meskipun tidak memenuhi standar frontier model terkini.
Dalam dokumen Bureau of Industry and Security (BIS) Amerika Serikat, aturan ekspor baru berfokus pada kapasitas interconnect dan kinerja komputasi tertinggi. H200 berada di bawah ambang batas yang paling ketat karena efisiensinya dinilai tidak sebanding dengan chip kelas teratas seperti GH200 atau B200. Inilah alasan mengapa izin khusus dapat diberikan.
Bagi perusahaan teknologi China, akses terhadap chip ini dapat menutup sebagian kesenjangan yang timbul setelah serangkaian pembatasan ekspor sejak 2022.
Namun analis perangkat keras menyatakan bahwa tetap akan ada perbedaan performa antara sistem komputasi yang mengandalkan H200 dengan pusat data global yang sudah memakai GH200 atau seri Blackwell terbaru.
Dampak bagi industri AI global
Relaksasi ekspor ini berpotensi menstabilkan rantai pasok semikonduktor AI yang selama dua tahun terakhir terganggu oleh ketidakpastian regulasi. Beberapa produsen server, terutama perusahaan Asia Timur, disebut sudah menyiapkan revisi desain sistem untuk memastikan kompatibilitas dengan H200 jika aturan ini benar diterapkan.
Di sisi lain, sejumlah peneliti teknologi menilai bahwa langkah ini dapat mengurangi ketergantungan China terhadap chip lokal yang masih dalam tahap pengembangan.
Namun, pelonggaran ini juga dapat melambatkan upaya percepatan inovasi mandiri, karena perusahaan mungkin kembali memilih solusi yang lebih matang dari Nvidia.
Respons Industri Amerika
Di sisi Nvidia, akses pasar China tetap penting mengingat wilayah tersebut menyumbang nilai penjualan yang sangat besar sebelum aturan pembatasan diberlakukan. Dalam beberapa presentasi publik, Nvidia menyatakan bahwa permintaan untuk solusi AI terus meningkat, dan perusahaan siap menyediakan produk yang sesuai dengan batas regulasi.
Sementara itu, analis pasar modal memprediksi bahwa izin ekspor H200 dapat memberikan dorongan jangka pendek bagi pendapatan Nvidia, meski kontribusinya tidak akan sebesar lini chip terbaru.