1 tahun disway

Modern Tanpa Menanggalkan Tradisi: Wayang Topeng Panji Setyakasih Memukau di Malang

Modern Tanpa Menanggalkan Tradisi: Wayang Topeng Panji Setyakasih Memukau di Malang

Panji Asmara Bangun (kiri) menggunakan topeng berwarna hijau, lalu Dewi Sekartaji (kanan) yang menggunakan topeng berwarna putih sedang memadu kasih di pagelaran Wayang Topeng Panji Setyokasih yang diselenggarakan Disbudpar Jatim.-elsa akp/diswaymalang.id-

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID--Cahaya panggung temaram di Panggung Megah Taman Krida Budaya, Kota Malang, Jumat (31/10/2025). Menjadi saksi ketika kisah cinta Panji dan Sekartaji kembali dihidupkan lewat pagelaran Wayang Topeng Panji Setyakasih. 

Pertunjukan yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur (Disbudpar Jatim) ini menautkan kembali ingatan public, pada salah satu epos Jawa paling romantis dan sarat makna keteguhan hati.

Bukan sekadar kisah asmara, Setyakasih menyentuh sisi lain perjalanan manusia. Sebuah keinginan untuk memiliki, rasa kehilangan, hingga ikhlas melepaskan demi cinta yang lebih murni. 

Lakon tersebut berpusat pada Wadal Werdi, sosok yang menyaru menjadi Sekartaji demi cintanya kepada Panji. Namun pengorbanan itu berubah menjadi kekecewaan ketika cintanya tak terbalas.

BACA JUGA: Topeng Malang Premium, Dua Sanggar Kolaborasi Tunjukkan Masih Relevan di Tengah Era Sound Horeg dan Dangdut

“Pesan utama cerita ini adalah bagaimana manusia menjaga kesetiaan dan keikhlasan, bahkan dalam kondisi yang paling sulit,” ujar sutradara Bowo Supriatim usai pementasan.

Pertunjukan ini menyuguhkan kekuatan tari topeng klasik Malangan, Namun dibubuhi tata cahaya modern, komposisi visual yang dinamis, dan sentuhan humor khas Jawa Timuran. Gabungan unsur itu membuat kisah Panji terasa lebih dekat dengan penonton hari ini yang mengundang gelak tawa, haru, dan terpukau.


Tokoh Klana Sewandana yang tampil memukau bersama antek-anteknya pada pagelaran Wayang Topeng Panji Setyokasih yang digelar di Taman Krida Budaya Kota Malang (31/10/2025)--Elsa akp/diswaymalang.id--

Setyo Utomo, Padma Puspita, dan Mantraloka adalah tiga sanggar seni yang berperan menghidupkan narasi melalui gerak lincah para penari dan ekspresi topeng yang penuh karakter. Serta dinamisasi lagu dan gending gamelan yang digunakan, penggabungan seni music modern dan tradisional.

Setiap adegan memperlihatkan perjalanan batin. Mulai dari lembutnya cinta pertama, ketegangan konflik batin, hingga penyerahan diri pada takdir.

BACA JUGA: Para Maestro Topeng Tanah Air Hadir di Kembul Topeng #3 untuk Joged Sepuh

Program ini juga menjadi bagian dari upaya revitalisasi budaya Panji yang digagas Disbudpar Jatim. Selain mengenalkan kembali nilai historis Wayang Topeng Malangan. Pagelaran ini mendorong regenerasi pelaku seni lintas daerah.

“Kami ingin budaya Panji tetap hidup, bukan hanya sebagai warisan, tetapi sebagai inspirasi bagi generasi muda,” ujar Tio, perwakilan Disbudpar Jatim.


Seluruh penampil mulai penari hingga para panjak atau penabuh gamelan dalam gelaran kebudayaan Wayang Topeng Panji Setyokasih yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur di Taman Krida Budaya Kota Malang (31/10/2025) -Elsa akp/diswaymalang.id-

Sumber: