1 tahun disway

Guru PAUD dari Nabire Pelajari Pembelajaran Berbasis Budaya di Kampung Budaya Polowijen

Guru PAUD dari Nabire Pelajari Pembelajaran Berbasis Budaya di Kampung Budaya Polowijen

15 guru PAUD dari TK Shekina Glory Terpadu, Nabire, Papua Tengah berkunjung di Kampung Budaya Polowijen--

POLOWIJEN, DISWAYMALANG.ID—Sebanyak 15 guru PAUD dari TK Shekina Glory Terpadu, Nabire, Papua Tengah, melakukan studi tiru pembelajaran berbasis budaya di Kampung Budaya Polowijen (KBP), Rabu (10/12). Kunjungan tersebut menjadi bagian dari rangkaian studi banding pendidikan yang mereka lakukan di Surabaya dan Malang.

Rombongan tiba di PAUD Terpadu Zam Zam Polowijen pada pagi hari, kemudian melanjutkan kunjungan ke KBP. Mereka disambut dengan Tari Beskalan dan Tari Topeng Malang sebagai perkenalan tradisi lokal.

Julia, salah satu guru peserta kunjungan, menyampaikan bahwa ketertarikan datang setelah melihat aktivitas pembelajaran PAUD berbasis budaya yang viral di media sosial.

“Kami tertarik karena melihat anak-anak PAUD diajak belajar budaya secara interaktif. Menarik sekali, jadi kami ingin mendalami,” ujarnya.

Di KBP, para guru mengikuti pembekalan oleh Sylvia Yunita Rahmawati, yang menekankan pentingnya pendidikan berbasis budaya lokal untuk membentuk jati diri dan karakter anak usia dini.

“Melalui bermain budaya, anak belajar nilai moral dan sosial secara alami, membangun identitas, kreativitas, dan kecintaan pada budayanya,” jelasnya.

Tari Topeng, Membuat Takir, Bermain Wayang, hingga Berkebaya

Para pendidik dari Nabire kemudian mengikuti sejumlah praktik pembelajaran budaya di Pawon KBP, mulai tari topeng, tari beskalan, tembang dolanan bocah, membuat takir dan burung ketupat dari janur, bermain wayang, mengenakan kebaya dan jarik, hingga praktik memasak di tungku tradisional. Seluruh sesi dipandu oleh narasumber budaya KBP: Ki Demang, Mbah Karjo, dan Bu Suli.

Kepala TK Shekina Glory Terpadu Priska Tinuk Sriwahyuni menyebut KBP sebagai pengalaman belajar budaya yang paling lengkap dalam rangkaian kunjungan mereka selama 10 hari di Jawa.

“Ini paket komplet. Anyaman untuk motorik, wayang untuk storytelling, menari dan menyanyi. Semuanya menginspirasi dan menyenangkan,” ungkapnya.

Kunjungan ini sekaligus memperkuat jejaring pembelajaran budaya antara Papua dan Jawa, serta menegaskan peran KBP sebagai ruang pelestarian budaya yang aktif dan relevan bagi pendidikan anak usia dini. 

Sumber: