Mitos vs Fakta: Benarkah Sering Minum Air Dingin Saat Cuaca Panas Berbahaya?
Ilustrasi air dingin--foto: nationalgeographic.grid.id
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Di musim panas yang terik, banyak mitos kesehatan yang tersebar dari mulut ke mulut. Salah satu yang paling umum adalah bahwa minum air sangat dingin ketika tubuh terpapar panas langsung bisa membahayakan. Misalnya, seperti memicu shock, dan pecah pembuluh darah, atau stroke.
Tapi, benarkah hal itu fakta atau sekadar mitos yang tak punya dasar ilmiah kuat? Berikut beberapa mitos umum dan penjelasannya.
Mitos 1: Minum Air Es Langsung Setelah Terkena Panas Bisa Menyebabkan Shock
Beberapa orang percaya bahwa perbedaan suhu mendadak antara tubuh yang panas dan air yang sangat dingin dapat memicu reaksi berbahaya. Namun, klaim bahwa minum air es dalam keadaan panas bisa memicu shock adalah sebagian besar salah. Kejadian seperti itu sangat langka dan biasanya terjadi jika ada kondisi medis mendasarinya.
Selain itu, tidak ada bukti ilmiah kuat yang menunjukkan bahwa pergantian suhu dari panas ke air dingin bisa menyebabkan pecah pembuluh darah atau stroke.
Mitos 2: Air Dingin Itu Buruk untuk Sistem Pencernaan
Ada anggapan bahwa air dingin mengeraskan lambung dan memperlambat proses pencernaan. Namun, tidak ada bukti kuat yang mendukung klaim bahwa air dingin berbahaya. Baik air dingin maupun air suhu ruangan sama-sama bisa menjaga hidrasi.
Beberapa orang dengan kondisi spesifik, seperti achalasia (gangguan kerongkongan) atau migrain, memang bisa lebih sensitif terhadap minuman dingin. Tapi hal ini bukan aturan umum untuk semua orang.
Mitos 3: Minum Air Es Saat Panas Mengganggu Kemampuan Tubuh dalam Mendinginkan Diri
Banyak yang percaya bahwa air es justru menahan tubuh dalam memproduksi suhu panas karena tubuh harus menghangatkannya kembali. Namun, ternyata minum air dingin dapat membantu menurunkan suhu inti tubuh dalam kondisi panas atau saat olahraga. Misalnya, air atau es dingin yang diminum selama aktivitas fisik bisa memperlambat kenaikan suhu tubuh inti dibanding air pada suhu ruang.
Selain itu, mengonsumsi ice slurry (es lembut) sebelum dan selama olahraga dalam lingkungan panas dapat menambah daya tahan tubuh dan membantu pendinginan internal.
Mitos 4: Semua Air Hangat Lebih Baik untuk Tubuh
Di sisi lain, ada juga mitos bahwa minum air hangat atau suam-suam kuku selalu lebih baik. Tentu ada manfaat untuk beberapa kondisi, misalnya air hangat bisa membantu sirkulasi, pencernaan, atau meredakan rasa tak nyaman pada sistem pencernaan.
Namun, dalam konteks hidrasi di cuaca panas, faktor terpenting bukanlah suhu air. Tetapi, seberapa banyak dan seberapa sering minum. Air hangat mungkin lebih nyaman bagi sebagian orang, tapi jika tak minum cukup banyak, tubuh tetap kekurangan cairan.
Fakta yang Harus Diketahui
- Di cuaca panas, tubuh kehilangan cairan melalui keringat. Minimnya asupan air akan memicu dehidrasi yang berbahaya.
- Bagi kebanyakan orang, minum air dingin atau suhu ruangan sama-sama membantu menjaga hidrasi. Yang berpengaruh adalah jumlah air yang diminum.
- Orang dengan migrain, sensitivitas kerongkongan, atau kondisi pencernaan tertentu mungkin merasa tidak nyaman dengan air sangat dingin.
- Minum air secara teratur dalam jumlah cukup. Gunakan air dingin jika ingin kenyamanan tanpa ekstrem. Dan hindari mengonsumsi minuman berenergi dan kafein berlebihan saat cuaca panas.
Mitos-mitos seperti minum air es langsung setelah terpapar panas bisa memicu shock atau air dingin memperlambat pencernaan secara keseluruhan ternyata tidak punya dukungan ilmiah yang kuat. Yang paling penting adalah terus minum dan menjaga hidrasi. Tak peduli apakah air yang diminum dingin, suam-suam kuku, atau suhu ruang.
Jadi, saat cuaca terik berikutnya, tak perlu takut minum air es. Selama minumnya cukup dan sesuai kebutuhan tubuh.
Sumber: snopes.com
