1 tahun disway

Uji Lab Makanan untuk Selidiki Kasus Keracunan MBG Menemukan Pengolahan Makanan Kurang Higienis

Uji Lab Makanan untuk Selidiki Kasus Keracunan MBG Menemukan Pengolahan Makanan Kurang Higienis

--

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID – Hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyebabkan sejumlah kasus keracunan massal pelajar di Kabupaten Sukabumi akhirnya diumumkan. 

Kepala Dinkes Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi, menyampaikan hasil pemeriksaan Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Barat menunjukkan pola penyebab yang berbeda-beda di tiap lokasi. Utamanya, untuk sumber kontaminasi yang menyebabkan makanan menjadi beracun. 

Hasil lab mengindikasikan bahwa kontaminasi menjadi penyebab utama dari gangguan kesehatan yang dialami para pelajar. Mulai dari mual, muntah, hingga diare, dalam beberapa rangkaian kasus keracunan MBG di Sukabumi.

"SPPG Parakansalak, ditemukan bakteri Bacillus Cereus pada sampel telur. Kemudian SPPG Cibadak, hasil pemeriksaan laboratorium masih menunggu,” ujar Agus dalam keterangannya yang diterima oleh Disway.id, Kamis, 25 September 2025.

BACA JUGA:Banyak Kasus Keracunan Makanan Program MBG, DPR Minta Evaluasi Menyeluruh Dapur dan Distribusinya

Bakteri dan Jamur Ditemukan di Sejumlah Sampel

Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada menu MBG, khususnya dari kasus keracunan di salah satu Sekolah Penyelenggara Program Gizi (SPPG), ditemukan beberapa jenis mikroba berbahaya:

 * Bakteri Macrococcus caseolyticus terdeteksi pada sampel telur dadar.

 * Bakteri Enterobacter cloacae ditemukan pada lauk pendamping lainnya, seperti tempe orek.

 * Bahkan, pada bahan baku yang belum diolah pun ditemukan kontaminasi bakteri Bacillus cereus pada telur, serta jamur Coccodiodesimmitis pada buah yang disajikan, seperti semangka.

Kepala Dinkes Kabupaten Sukabumi menyampaikan bahwa temuan ini mengarah pada dugaan kuat adanya kelalaian dalam rantai proses makanan.

Faktor Penyebab: Higienitas dan Manajemen Waktu

Dinkes menduga, faktor dominan penyebab kontaminasi bakteri dan jamur tersebut adalah praktik penyimpanan dan pengolahan yang kurang tepat serta tidak memenuhi standar higienitas.

""Bakteri dan jamur bisa mengkontaminasi bahan makanan dari proses penyimpanan bahan makanan pada suhu ruang yang terlalu lama," jelas Agus.

BACA JUGA:Kemenkes Galakkan Program Nasional Skrining Kesehatan Wanita untuk Tekan Kematian Akibat Kanker Serviks

Selain masalah higienitas di dapur pengolahan, Dinkes juga menyoroti manajemen waktu mulai dari proses pemasakan, pengemasan, hingga distribusi ke sekolah yang dinilai terlalu lama. 

Sumber: