1 tahun disway

Angka Kehamilan Usia Dini di Kota Batu Relatif Tinggi, Dinkes Ingatkan Peran Orang Tua

Angka Kehamilan Usia Dini di Kota Batu Relatif Tinggi, Dinkes Ingatkan Peran Orang Tua

Ilustrasi kehamilan usia anak--

KOTA BATU, DISWAYMALANG.ID – Angka kehamilan pada usia dini  di Kota Batu relatif terbilang tinggi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu mencatat, sepanjang tahun 2025 terdapat 31 kasus kehamilan usia dini. Meski turun dibanding tahun lalu yang mencapai 43 kasus, angka ini tetap menjadi perhatian serius pemerintah.

Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr. Susana Indahwati, mengungkapkan mayoritas kehamilan terjadi pada remaja berusia sekitar 15 tahun. Ironisnya, banyak kasus baru terungkap ketika usia kandungan sudah besar. Bahkan, sebagian baru diketahui menjelang persalinan.

Susana menjelaskan, ada beberapa risiko medis akibat kehamilan usia dini.  Mulai dari hipertensi, preeklamsia, hingga pendarahan hebat saat persalinan.

''Selain itu, bayi berpotensi lahir prematur atau dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), bahkan bisa berujung pada kematian,” jelas Susana, (14/9).

Ia menegaskan, peran orang tua sangat krusial dalam mengawasi pergaulan anak dan aktivitas mereka di media sosial. Edukasi seks dan kesehatan reproduksi sejak dini dianggap penting untuk mencegah anak-anak terjerumus pada perilaku berisiko.

BACA JUGA:Angka Obesitas Anak Makin Mengkhawatirkan, Kemenkes Rancang ''Pajak Gula''


Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr. Susana Indahwati,--

Edukasi di Sekolah

Selain melalui keluarga, Dinkes Kota Batu juga aktif menggelar workshop di sekolah-sekolah. Susana menyebut guru memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pemahaman kepada siswa tentang menjaga diri dan dampak serius dari kehamilan usia dini.

Fenomena ini juga menjadi perhatian Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Amida Yusiana, mencatat hanya satu kasus kehamilan anak yang dilaporkan ke pihaknya tahun ini.

Amida menyebut, tidak semua kasus terlapor ke Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga). ''Namun bagi anak yang mengalami kehamilan tidak diinginkan, kami berikan pendampingan fisik maupun psikologis, termasuk mendampingi hingga persalinan,” kata Amida.

Bahkan, DP3AP2KB kerap membantu proses dispensasi nikah setelah anak melahirkan. Amida menilai, salah satu faktor penyebab masih tingginya angka kehamilan dini adalah minimnya perhatian orang tua, terutama pada anak dari keluarga yang tidak utuh atau broken home.

“Kurangnya perhatian membuat anak mencari pelarian di luar. Sayangnya, sebagian berujung pada kehamilan yang tidak diinginkan,” tegasnya. (*)

Sumber: