Gawat! 57 % Orang Indobesia Alami Masalah Gigi, Terutama Balita dengan Penyebab Utama: Makanan Manis
--
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, Sebanyak 140 juta penduduk Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut. Angka ini mengejutkan, karena berarti mencapai sekitar 57,6% dari total populasi
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dr. Siti Nadia Tarmidzi menjelaskan bahwa permasalahan gigi paling banyak dialami anak-anak di bawah 5 tahun atau balita. Penyebabnya, makanan manis.
"Kita bisa menyatakan 140 juta masyarakat kita memiliki permasalahan gigi. Ini tadi saya sampaikan pada anak sekolah, saat ini kita memang baru bisa mendeteksi adanya karies dan gigi berlubang," ujar dr. Nadia saat konferensi pers Kamis (11/9).
Dia juga menyebut, penyebab utama adalah makanan manis. "Anak-anak kecil biasanya suka permen. Dan permen biasanya kalau anak-anak yang nangis dikasih permen. Itu menjadi suatu budaya,'' tambahnya.
Bahaya Gula pada Gigi Anak
Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya kasus gigi berlubang pada anak adalah kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis. Gula menjadi "makanan" bagi bakteri di dalam mulut. Bakteri ini kemudian memproduksi asam yang mengikis lapisan pelindung gigi (enamel) dan menyebabkan lubang.
Anak-anak seringkali diberi camilan manis, permen, dan minuman kemasan yang kaya gula. Orang tua kadang tidak menyadari bahwa kebiasaan ini dapat merusak gigi anak secara permanen. Selain itu, anak-anak juga seringkali belum mampu menyikat gigi dengan benar, sehingga sisa makanan manis menempel lebih lama di gigi.
"Dan permennya itu tidak pernah dibatasi dan tidak diiringi dengan upaya untuk menyikat gigi dengan baik dan benar sesuai dengan waktu ataupun dengan cara menyikat gigi yang baik atau benar," kata Nadia.
Edukasi dan Pencegahan Sejak Dini
Kemenkes terus menggalakkan edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Program-program seperti sikat gigi massal dan pemeriksaan gigi gratis di sekolah-sekolah menjadi salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Siti Nadia Tarmidzi menekankan bahwa pencegahan adalah kunci.
"Lebih baik mencegah daripada mengobati. Dengan pola hidup sehat, seperti mengurangi konsumsi gula dan rutin menyikat gigi, kita bisa mengurangi angka penderita masalah gigi dan mulut di Indonesia," pungkasnya.
Oleh karena itu, Kemenkes mengajak seluruh masyarakat, terutama para orang tua, untuk lebih peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut anak-anak sebagai investasi kesehatan di masa depan.
Sumber: disway news network
