1 tahun disway

9/11: Tragedi yang Mengubah Dunia, dari Sejarah Kelam hingga Dampak Global

9/11: Tragedi yang Mengubah Dunia, dari Sejarah Kelam hingga Dampak Global

Tragedi 9/11 di AS--bbc.com

MALANG, DISWAYMALANG.ID--Dua dekade lebih telah berlalu sejak tragedi 11 September 2001, ketika pesawat-pesawat yang dlaporkan dibajak oleh Kelompok Al-Qaeda menghantam jantung ekonomi dan militer Amerika Serikat (AS). Serangan itu tidak hanya menorehkan luka mendalam bagi warga AS, tapi juga melahirkan kebijakan keamanan baru, perang melawan terorisme, dan dampak jangka panjang yang masih dirasakan hingga kini.

Sejarah Tragedi 11 September 2001

Dunia dikejutkan oleh serangkaian serangan teroris yang mengguncang AS pada Selasa pagi (11/9/2001). Empat pesawat komersial dibajak oleh anggota kelompok Al-Qaeda. Dua pesawat menabrak Menara Kembar World Trade Center (WTC) di New York, satu menabrak Pentagon dekat Washington D.C., dan satu lagi jatuh di sebuah lapangan di Pennsylvania setelah para penumpang melakukan perlawanan. Tercatat hampir 3.000 orang tewas dan ribuan lainnya luka dalam serangan ini.

Serangan ini memicu krisis global dan terbukti menjadi titik balik sejarah modern. Pusat intelijen AS juga dinilai gagal mengambil tindakan pencegahan meskipun telah ada tanda bahaya sebelumnya, menurut temuan 9/11 Commisison Report.

Dampak Global Terhadap Keamanan

Tragedi 9/11 segera mengguncang paradigma keamanan dunia. Pemerintah mulai mempertimbangkan aspek-aspek keamanan dalam hampir setiap aspek kehidupan publik dan transportasi. Di AS, muncul The Patriot Act dan pembentukan Department of Homeland Security sebagai jawaban atas kebutuhan keamanan domestik yang meningkat.

Secara internasional, terjadi kolaborasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di antara badan intelijen, lembaga penegak hukum, dan militer dari berbagai negara. Penegakan keamanan diperketat, berbagai data intelijen diperluas, serta regulasi penerbangan dan pengawasan di perbatasan diperketat secara global.

Perubahan Politik AS dan Dunia

1. Kebijakan Luar Negeri & Perang terhadap Teror

AS melancarkan invasi ke Afghanistan (2000) untuk menggulingkan rezim Taliban yang melindungi Al-Qaeda. Kemudian, kebijakan “War on Terror” meluas ke beberapa negara, termasuk operasi militer, drone strikes, dan basis operasi rahasia di luar negeri.

2. Legislasi Domestik & Pengawasan Sipil

Undang-undang seperti USA PATRIOT Act disahkan untuk memberi pemerintah kekuatan lebih besar dalam hal pencegahan terorisme, pengawasan komunikasi, penggeledahan tanpa izin sebelumnya yang ketat, dan pengumpulan intelijen dalam negeri. Beberapa kritik menyebut bahwa hal ini mengurangi privasi dan hak sipil warga negara.

3. Pembentukan Lembaga-lembaga Keamanan Baru

Salah satu reaksi terpenting adalah pembentukan Departemen Keamanan Dalam Negeri (Homeland Security) di AS dan badan-badan semacamnya di negara lain. Tugas utamanya adalah koordinasi keamanan dalam negeri, respons terhadap terorisme, perlindungan infrastruktur kritis, dan kesiapsiagaan bencana.

4. Politik Global & Persepsi Identitas Agama/Etnis

Serangan tersebut memicu perubahan signifikan dalam hubungan antara Barat dan negara-negara Muslim/komunitas Islam di dalam negeri. Timbulnya stigma, peningkatan Islamophobia, serta kebijakan imigrasi yang lebih ketat terhadap warga dari negara-negara mayoritas Muslim.

Dampak Jangka Panjang

1. Perang Tak Berkesudahan dan Militerisasi

Pemerintah AS melancarkan War on Terror dan menginvasi Afghanistan serta Irak dalam waktu singkat setelah 9/11. Konflik ini berlanjut puluhan tahun, dengan ribuan tentara dan warga sipil meninggal, serta memicu krisis pengungsi besar-besaran. Banyak operasi militer juga dilakukan melalui serangan drone di berbagai negara.

2. Erosi Hak Sipil dan Penyusutan Kebebasan

Eksistensi undang-undang seperti Patriot Act, penahanan tanpa pengadilan, dan pengawasan massif telah mengikis norma-norma kebebasan sipil. Masyarakat menjadi lebih diawasi, sementara kelompok minoritas, khususnya Muslim dan Arab mengalami diskriminasi dan meningkatnya Islamophobia.

3. Perubahan Politik Internasional dan Ketidakstabilan Regional

Invasi dan kehadiran militer AS di negara-negara lain memperburuk ketegangan regional, memicu gelombang anti-Amerikanisme, dan memberikan ruang bagi kelompok ekstremis tumbuh. Kebijakan 9/11 menyulut munculnya Arab Spring serta memperlebar konflik di Timur Tengah dan Afrika Utara.

4. Ekonomi dan Krisis Pengungsi Global

Dampak ekonomi langsung terlihat di sektor keuangan dan transportasi. Hong Kong misalnya mengalami penurunan tajam pada bursa saham, sementara New York menanggung kerugian besar dan kehilangan ribuan lapangan kerja.

5. Transformasi Pandangan Terhadap Ancaman dan Kebijakan Luar Negeri

Sumber: cfr.org