1 tahun disway

5 September Juga Hari Amal Internasional, Menghidupkan Semangat Solidaritas Global

5 September Juga Hari Amal Internasional, Menghidupkan Semangat Solidaritas Global

Ilustrasi hari amal internasional--iStockphoto

MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Setiap tanggal 5 September, dunia memperingati Hari Amal Internasional, sebuah momentum global yang menegaskan arti penting solidaritas, kepedulian sosial, dan aksi filantropi. Peringatan ini bertepatan dengan hari wafatnya Bunda Teresa dari Kalkuta pada 1997, sosok yang sepanjang hidupnya mendedikasikan diri untuk melayani kaum miskin, sakit, yatim piatu, dan mereka yang terpinggirkan.

PBB melalui resolusi A/RES/67/105 pada 2012 menetapkan Hari Amal Internasional sebagai penghormatan atas kontribusi amal dalam mengurangi krisis kemanusiaan. Lahir dari prakarsa Hungaria pada 2011, peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan visibilitas aksi sosial, mendorong kegiatan filantropi, dan memperkuat kepedulian lintas bangsa.

Bunda Teresa: Sosok Inspiratif di Balik Hari Amal Internasional

Bunda Teresa, yang lahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu pada 26 Agustus 1910, memutuskan mengabdikan hidupnya di India sejak usia muda. Pada 1950, ia mendirikan Missionaries of Charity di Kalkuta—sebuah organisasi yang berfokus membantu kaum miskin, sakit, serta mereka yang terlupakan.

Selama lebih dari empat dekade, ia memimpin langsung pelayanan kemanusiaan, membangun rumah sakit, pusat perawatan, dan panti asuhan di berbagai belahan dunia. Atas dedikasinya, ia meraih Hadiah Nobel Perdamaian tahun 1979. Hingga akhir hayatnya di usia 87 tahun, 5 September 1997, Bunda Teresa tetap menjadi simbol kasih dan pengabdian tanpa batas.

BACA JUGA:Maulid Nabi Muhammad SAW 2025: Refleksi Akhlak Rasulullah di Era Modern

Amal Sebagai Pilar Kemanusiaan Global

Peringatan Hari Amal Internasional tidak sekadar penghormatan kepada Bunda Teresa, tetapi juga seruan moral kepada dunia. Amal dianggap sebagai salah satu pilar utama dalam mengurangi penderitaan manusia, baik di masa konflik, bencana alam, maupun ketidakadilan sosial.

PBB menekankan bahwa kegiatan amal—mulai dari kerja sukarela, donasi, hingga filantropi besar—adalah energi penting dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Pengentasan kemiskinan, pemerataan akses kesehatan, pendidikan, hingga pemenuhan kebutuhan dasar menjadi target global yang tidak bisa dicapai tanpa semangat solidaritas.

Makna Hari Amal Internasional Bagi Dunia Modern

Di tengah dunia yang kian terhubung, kesenjangan sosial justru semakin terlihat nyata. Hari Amal Internasional menjadi pengingat bahwa aksi kebaikan tidak mengenal batas negara, agama, maupun status sosial.

Beramal tidak hanya berarti memberi bantuan materi, tetapi juga melibatkan waktu, tenaga, dan kepedulian untuk mengurangi penderitaan orang lain. Semangat ini sejalan dengan filosofi hidup Bunda Teresa: bahwa kebahagiaan sejati lahir dari memberi, bukan menerima.

Hari Amal Internasional yang diperingati setiap 5 September adalah refleksi global tentang arti penting kemanusiaan. Dari warisan perjuangan Bunda Teresa hingga agenda pembangunan dunia, momen ini mengingatkan bahwa setiap tindakan kecil memiliki dampak besar jika dilakukan dengan tulus.

Peringatan ini mengajak kita semua untuk menjadikan amal sebagai gaya hidup—bukan hanya pada satu hari, tetapi dalam setiap langkah kehidupan.

Sumber: https://www.rri.co.id/bandung/daerah/1274761/pawai-obor-tradisi-masyarakat-jabar-dalam-peringatan-isra-mi-raj