1 tahun disway

Kemenag Luncurkan Kurikulum Berbasis Cinta untuk Madrasah dan PTKI

Kemenag Luncurkan Kurikulum Berbasis Cinta untuk Madrasah dan PTKI

Menteri Agama menyerahkan buku panduan kurikulum berbasis cinta pada beberapa guru--kemenag.go.id

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID--Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) resmi meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC), sebuah terobosan pendidikan yang mengedepankan nilai kemanusiaan, toleransi, dan kepedulian lingkungan. Kurikulum ini diatur melalui Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor 6077 Tahun 2025 dan akan diterapkan di seluruh madrasah serta Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) mulai tahun ajaran 2025/2026.

Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, memaparkan visi KBC dalam acara Finalisasi Naskah Kurikulum Berbasis Cinta untuk PTKI di Jakarta, 13 Agustus 2025. Menurutnya, KBC didasari konsep Panca Cinta, yaitu:

  1. Cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Cinta kepada sesama manusia.
  3. Cinta kepada hewan.
  4. Cinta kepada tumbuhan.
  5. Cinta kepada alam semesta

“Cinta kepada Tuhan adalah landasan utama yang melahirkan cinta kepada manusia, hewan, tumbuhan, dan alam. Semua ciptaan Tuhan ada dengan tujuan, bukan untuk saling bermusuhan,” ujar Menag.

BACA JUGA:Kesehatan Diusulkan Jadi Kurikulum Wajib di Sekolah, Mulai dari SD hingga SMA

KBC hadir untuk menjawab tantangan seperti dehumanisasi, intoleransi, diskriminasi, dan kerusakan lingkungan. Kurikulum ini menyeimbangkan pendidikan kognitif dengan pembentukan karakter dan spiritualitas, serta mendorong terciptanya lingkungan belajar yang ramah, inklusif, dan penuh kasih sayang.

Menag juga menekankan bahwa meski agama berbeda-beda, semua memiliki inti nilai yang sama, yaitu cinta.

Penerapan di Madrasah dan PTKI

KBC akan diintegrasikan dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler dengan pendekatan Appreciative Inquiry melalui empat tahap, yakni Discovery, Dream, Design, dan Destiny.

Strategi penerapan

  1. Intrakurikuler: Integrasi nilai Panca Cinta melalui mata pelajaran PAI, IPA, dan PKn.
  2. Kokurikuler: Integrasi nilai melalui proyek bakti sosial, kampanye lingkungan, dan pelestarian satwa.
  3. Ekstrakurikuler: Mengintegrasikan melalui kegiatan pramuka, seni, dan klub lingkungan.

Tahapan pelaksanaan

  1. Sosialisasi melalui media visual, spanduk bertagar “Mewujudkan Cinta dalam Ruh Pendidikan”, dan pelatihan daring.
  2. Pelatihan guru dan pengawas melalui Training of Facilitators di Peacesantren Welas Asih.
  3. Penerapan bertahap di 12 madrasah percontohan.
  4. Monitoring dan evaluasi oleh Kemenag dan masyarakat.

Indikator keberhasilan

  1. Madrasah ramah anak, berarti bebas dari kekerasan fisik, psikis, bullying, dan diskriminasi.
  2. Kesejahteraan mental dan spiritual, dimana siswa memiliki keterampilan sosial dan emosional (SEL) yang kuat
  3. Komitmen terhadap kelestarian lingkungan dengan menerapkan praktik ramych (pengelolaan sampah dan hemat energi)

BACA JUGA:Karnaval 17 Agustus Malam Diberangkatkan dari Monas, Rute hingga Jalan Sudirman

Landasan dan Peran Pemangku Kepentingan

KBC berlandaskan nilai kemanusiaan universal (humanity is only one), Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, serta pendekatan humanistik yang menciptakan suasana belajar bahagia.

Peran guru, kepala madrasah, pengawas, Kemenag, dan masyarakat sangat penting dalam memastikan implementasinya.

Menag menegaskan, KBC adalah langkah strategis untuk mencetak generasi humanis, nasionalis, naturalis, dan toleran yang siap berkontribusi bagi visi Indonesia Emas 2045.

Sumber: disway.id