18 Juli Juga Diperingati Hari Mendengarkan Sedunia, Bentuk Perhatian terhadap Bumi dan Manusia
Ilustrasi mendengarkan musik untuk relaksasi diri--iStockphoto
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- 18 Juli bukan sekadar tanggal biasa. Hari ini diperingati sebagai Hari Mendengarkan Sedunia, sebuah momentum global yang mengajak kita berhenti sejenak, menenangkan diri, dan membuka telinga untuk mendengar suara-suara di sekitar baik suara alam, manusia, maupun batin kita sendiri.
Hari spesial ini lahir dari semangat Raymond Murray Schafer, seorang komposer asal Kanada yang juga pelopor dalam bidang ekologi akustik.
Ia dikenal luas karena dedikasinya mengembangkan World Soundscape Project pada 1970-an, sebuah inisiatif yang menelusuri relasi manusia dengan lingkungan melalui dimensi suara.
Diperingati setiap tahun oleh World Listening Project, organisasi nirlaba ini mendorong praktik field recording, observasi suara, dan kesadaran mendalam melalui mendengarkan.
Tujuannya bukan hanya artistik, tetapi juga ekologis mengajak manusia untuk lebih peduli terhadap keseimbangan suara di dunia, yang kian tercemar oleh bising kota dan industrialisasi.
Setiap tahunnya, Hari Mendengarkan Sedunia mengusung tema yang berbeda, mulai dari “Sounds Lost & Found”, “H2O”, hingga “Listening to the Ground”.
Tema-tema ini merefleksikan pentingnya mendengarkan tak hanya sebagai keterampilan komunikasi, tetapi juga sebagai bentuk perhatian terhadap bumi dan sesama.
Namun mendengarkan tidak hanya berdampak pada lingkungan. Di sisi lain, ia juga memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan mental.
Mengutip dr. Erickson Arthur Siahaan, spesialis kesehatan jiwa, salah satu bentuk self-care yang paling mudah diakses adalah dengan mendengarkan musik.
Jenis musik yang tenang terbukti membantu meredakan stres, memperbaiki suasana hati, dan bahkan memperlambat detak jantung.
Penelitian dari Jerman bahkan menunjukkan bahwa bernyanyi bersama lagu ceria bisa meningkatkan Immunoglobulin A, antibodi yang penting untuk kekebalan tubuh.
Artinya, mendengarkan bukan sekadar aktivitas pasif ia menyembuhkan.
Dalam dunia yang serba cepat dan bising, Hari Mendengarkan Sedunia mengingatkan kita untuk memperlambat langkah, hadir sepenuhnya, dan merawat jiwa dengan suara.
Sumber: dr. erickson arthur siahaan
