Kemendiktisaintek Galang Perguruan Tinggi Bantu Penanggulangan Bencana di Sumatera
--
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menggalang perguruan tinggi (PT) untuk terlibat dalam penanggulangan dan pemberian bantuan penanganan bencana di Sumatera. Kolaborasi antara PT dan pemerintah dinilai bisa menjadi kunci percepatan penanganan korban bencana.
Menurut Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Fauzan, Kemendiktisaintek menggerakkan seluruh jajaran PT untuk bersam jajaran Kemendiktisaintek terlibat dalam penanganan bencana. Antara lain, dengan mengumpulkan donasi untuk korban bencana.
"Allhamdulillah bisa terkumpul Rp 7 M," katanya, dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (8/12).
Kalangan perguruan tinggi, menurut Fauzan juga dilibatkan dalam pelaksanaan program pengabdian masyarakat tanggap darurat bencana. Untuk program ini, kalangan PT terjun langsung ke lokasi bencana, dengan dukungan pendanaan cukup besar.
"Ini memang ada mensyaratkan adanya proposal yang kita alokasikan ada dana Rp 46.535.820.000," paparnya.
Dukungan bagi Sivitas Akademika Terdampak
Selain itu, Kemendiktisaintek menurut Fauzan juga memberikan dukungan finansial bagi mahasiswa dan dosen yang terdampak."Kita juga memberikan bantuan biaya hidup bagi mahasiswa dan dosen terdampak bencana alam dengan total anggaran Rp75.966.474.452," paparnya.
Bantuan bagi mahasiswa dan dosen ini menurut Fauzan merupakan bagian dari langkah penanganan bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera. Khususnya pada sektor pendidikan yang terdampak paling signifikan.
Wamen yang mantan Rektor UMM ini menjelaskan, bahwa pemerintah telah menetapkan masa penanggulangan darurat selama satu bulan. Yang ditargetkan berlangsung hingga 31 Desember 2025.
BACA JUGA:UB Kirim 55 Relawan dan Bantuan Rp1,5 Miliar ke Sumatera Barat untuk Tanggap Darurat Bencana Agam
Menurut ia, Kemendiktisaintek telah melakukan pemetaan terhadap perguruan tinggi yang terdampak bencana. Total 60 perguruan tinggi teridentifikasi mengalami dampak banjir dan longsor.
Rinciannya, di Aceh ada 31 perguruan tinggi, identifikasinya adalah 4 PTN dan 27 PTS. Sumatera Utara 14 perguruan tinggi, 1 PTN dan 13 PS. Sumatera Barat 15 perguruan tinggi, 9 PTN dan 6 PTS.
Selain itu, kementerian juga mengidentifikasi kerusakan sarana prasarana pendidikan juga dinilai cukup masif. Meliputi fasilitas pembelajaran di kelas, kemudian komputer PC dan laptop rusak, bangunan gedung dan ruangan rapuh dan ambruk, listrik dan jaringan internet mati dan terputus.
"Juga akses jalan tertutup ambruk dan longsor, dan fasilitas penunjang laboratorium lapangan dan lain-lain ambruk dan tidak bisa digunakan," terangnya.
Sumber:
