Pita Merah, Simbol Global Solidaritas dalam Peringatan Hari AIDS Sedunia 1 Desember
visualisasi pita merah sebagai simbol dukungan penderita HIV/AIDS--freepik.com
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Setiap 1 Desember, dunia mengingat satu isu kesehatan yang telah membentuk sejarah panjang kemanusiaan, HIV/AIDS. Salah satu simbol yang paling dikenal dari kampanye global ini adalah pita merah. Ikon sederhana itu kerap terlihat sebagai bentuk dukungan moral kepada para penyintas HIV.
Namun sedikit yang tahu, perjalanan pita merah dimulai bukan dari ruang rapat lembaga kesehatan dunia, melainkan dari studio seni yang sedang bergulat dengan kehilangan.
Akar sejarah pita merah berawal dari komunitas seni di Amerika Serikat pada akhir 1980-an. Saat itu, HIV/AIDS sangat berdampak di lingkungan seniman.
Pada tahun 1988, sejumlah seniman mendirikan organisasi bernama Visual AIDS yang menggunakan seni sebagai alat untuk edukasi publik tentang HIV/AIDS.
Tiga tahun kemudian, para seniman Visual AIDS merumuskan kebutuhan akan sebuah simbol yang sederhana namun mampu mengungkapkan empati kepada penderita HIV.
Inspirasi datang dari pita kuning yang saat itu digunakan sebagai tanda dukungan kepada tentara Amerika selama Perang Teluk. Dari situ lahirlah ide tentang pita berwarna merah.
Pita merah mulai mendapat perhatian luas ketika relawan Red Ribbon Project membagikannya kepada seluruh peserta Tony Awards. Aktor Jeremy Irons yang mengenakannya di siaran televisi nasional sontak menarik perhatian publik.
Lebih dari 100.000 pita merah dibagikan kepada penonton Konser Penghormatan Freddie Mercury untuk Kesadaran AIDS di Stadion Wembley, London, 1992.
Siaran konser tersebut ditonton lebih dari satu miliar orang di lebih dari 70 negara. Sejak saat itu, pita merah menjadi simbol global yang melekat pada kampanye melawan HIV/AIDS.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, membuat penderitanya rentan terhadap berbagai infeksi.
Data HIV/AIDS di Malang
Penderita HIV mudah berubah menjadi AIDS yang dapat mengancam nyawa. Dinas Kesehatan Kota Malang mencatat 355 kasus positif HIV dari total 17.242 warga yang mengikuti pemeriksaan skrining.
Sementara itu di Kabupaten Malang, data KAMASUTA bertali mencatat temuan 275 kasus HIV dan 338 kasus infeksi menular seksual (IMS) sepanjang 2025.
Kecamatan Sumberpucung menjadi wilayah dengan temuan IMS tertinggi, yakni 146 kasus IMS dan 17 kasus HIV. Kecamatan Turen menyusul dengan 24 kasus HIV dan 28 kasus IMS.
Sumber: disway.id
