Kemenperin Tekankan Standardisasi Produk Batik untuk Jamin Keaslian-Kualitas-Keberlanjutan
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyaksikan pameran batik (dok. Kemenperin)--
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID–Standardisasi menjadi instrumen penting untuk menjaga posisi batik sebagai identitas bangsa. Hal itu untuk memperkuat daya saing industri kecil dan menengah (IKM) batik di Indonesia. Demikian diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita kepada media secara daring, Sabtu, 22 November 2025.
Pemenuhan standar mutu nasional, kata Agus Gumiwang, merupakan langkah penting dalam memastikan keaslian, kualitas, dan keberlanjutan warisan budaya batik Indonesia. “Batik simbol kebudayaan yang telah diakui dunia. Karena itu mutunya harus dijaga melalui standardisasi yang sesuai kaidah produksi batik asli,” ucapnya.
Kemenperin sendiri juga mendorong penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) Batik. Hal itu akan memperkuat kepercayaan konsumen. Sekaligus membuka pasar yang lebih luas, termasuk pasar ekspor.
Karena itu, Kemenperin kini juga turut menjalin kemitraan bersama dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB).
Menurutnya, kemitraan ini dapat menjadi fondasi utama dalam mempercepat penerapan SNI bagi lebih banyak pelaku usaha batik di seluruh wilayah Indonesia.
“Kami menilai langkah kolaboratif seperti bimbingan teknis dan fasilitasi sertifikasi adalah kunci dalam memperkuat struktur industri batik nasional,” pungkas Agus.
Dalam menanggapi kolaborasi ini, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Dirjen IKMA) Reni Yanita turut memberikan sambutan baiknya. Menurutnya, BBSPJIKB terus menjalin kolaborasi strategis dengan BSN dalam memperluas penerapan SNI pada produk batik.
“Dengan adanya SNI, pembeli bisa lebih mudah membedakan mana batik asli dan mana kain bermotif batik atau batik print yang menggunakan proses industri massal,” ucap Reni.
“Standar ini bertujuan menjaga kualitas dan memastikan praktik produksi batik berjalan sesuai pakem yang benar,” tambahnya.
Sumber:
