Kota Malang Jadi Tuan Rumah Rembug Fiskal APEKSI, Bahas Kemandirian Daerah dan Inovasi PAD
Foto bersama peserta Rembug Fiskal Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) --
BLIMBING,DISWAYMALANG.ID – Kota Malang menjadi tuan rumah penyelenggaraan Rembug Fiskal Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) yang digelar di Hotel Mercure, Kamis (6/11). Forum nasional bertema “PAD Kota Kita: Bukan Sekadar Angka” ini menjadi wadah kolaborasi dan pembelajaran bagi pemerintah kota se-Indonesia untuk memperkuat kemandirian fiskal dan berbagi praktik baik pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Mewakili Wali Kota Malang, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan sekaligus Plh. Asisten Administrasi Umum Setda Kota Malang, M. Sailendra, membuka kegiatan dan menyampaikan apresiasi atas kepercayaan APEKSI kepada Kota Malang. Ia menekankan pentingnya membangun kemandirian fiskal sebagai indikator kemampuan daerah dalam membiayai pembangunan tanpa ketergantungan berlebih pada pemerintah pusat.
“Kemandirian fiskal bukan sekadar target angka, melainkan proses membangun tata kelola keuangan daerah yang kuat dan berkelanjutan. Ini mencerminkan sejauh mana daerah mampu menggerakkan ekonomi lokal dan mengoptimalkan sumber pendapatan tanpa membebani masyarakat,” ujar Sailendra.
Menurutnya, kebijakan efisiensi anggaran nasional menjadi tantangan sekaligus peluang bagi daerah untuk berinovasi. Pemerintah kota dituntut lebih kreatif dalam memaksimalkan potensi pajak, retribusi, dan pengelolaan aset melalui BUMD yang sehat dan produktif.
Rembug Fiskal APEKSI tahun ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga ajang berbagi praktik baik pengelolaan PAD lintas kota. Wali Kota Malang yang juga menjabat sebagai Ketua Komisariat Wilayah IV APEKSI menegaskan bahwa PAD harus dipandang lebih luas daripada sekadar indikator pendapatan.
“PAD bukan hanya soal angka, tapi juga tentang kemandirian, kreativitas, dan ketangguhan daerah dalam membiayai pembangunan kotanya sendiri,” ujarnya dalam sambutan yang dibacakan Sailendra.

Kota Malang menjadi salah satu contoh daerah yang berhasil memperkuat kemandirian fiskal melalui optimalisasi aset daerah, inovasi digital perpajakan, serta penyehatan BUMD. Upaya ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mewujudkan tata kelola fiskal yang adaptif dan berorientasi hasil.
Salah satu agenda penting dalam forum ini adalah peluncuran buku seri praktik baik berjudul “PAD Kota Kita: Bukan Sekadar Angka”, yang menghimpun strategi pengelolaan PAD dari berbagai kota anggota APEKSI. Buku tersebut membagi praktik baik dalam empat klaster utama, yakni inovasi digital, reformasi kelembagaan, pemanfaatan aset daerah, serta klaster kota dengan lompatan besar bagi daerah dengan basis fiskal kecil namun progresif.
Selain diskusi panel, peserta juga diajak meninjau sejumlah lokasi inovasi fiskal di Kota Malang, antara lain:
• Command Center Bapenda, yang menjadi pusat kendali digital layanan pajak daerah,
• Area Gajayana dan Galeri Mbois, contoh pengelolaan aset kota yang produktif,
• serta Malang Creative Center (MCC), yang memperlihatkan sinergi antara kreativitas dan ekonomi berbasis teknologi.
Kunjungan tersebut memperlihatkan bagaimana kolaborasi antarsektor dapat menghadirkan inovasi fiskal berkelanjutan dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Penyelenggaraan Rembug Fiskal ini juga menjadi momentum untuk memperkenalkan Kota Malang sebagai bagian dari 58 kota dalam UNESCO Creative Cities Network (UCCN) 2025, sekaligus kota pertama di Jawa Timur yang meraih pengakuan dunia di bidang Media Arts.
Sumber:
