Kembul Topeng #3 Tidak Saja Diramaikan Ratusan Seniman, Juga Dihadiri Puluhan Akademisi Seni
--
TUMPANG, DISWAYMALANG.ID – Perhelatan Kembul Topeng #3 yang digelar di Padepokan Seni Mangun Dharmo, Tumpang, Kabupaten Malang yang kini tengah berlangsung, bukan sskadar ajang kumpul para seniman. Namun, ajang yang digelar sejak Selasa (26/8) dan akan berlangsung hingga Sabtu (31/8) juga jadi forum para akademisi seni.
Tercatat puluhan akademisi dari berbagai perguruan seni hadir. Antara lain dari institusi pendidikan seni ternama seperti ISI Surakarta, ISI Yogyakarta, ISI Denpasar, ISBI Bandung, STKW Surabaya, UNESA Surabaya, UM, IKJ, UNNES, UNY, UNJ, serta SMKI dari berbagai kota.
Para akademisi itu bergabung dengan ratusan seniman dari sanggar topeng berbagai daerah yang turut ambil bagian. Mulai dari Cirebon, Indramayu, Jogja, Surakarta, Klaten, hingga Bali. Dari Malang Raya, tampil antara lain Kampung Budaya Polowijen, Sanggar Seni Denandar Batu, Topeng Bayu Candra Kirana Senggreng, Mantraloka Jabung, Madyo Laras Jatiguwi, Ngesti Pandowo Lowok Permanu, Jambuwer, hingga Padepokan Asmorobangun Pakisaji.
Ada pun agenda kegiatan beragam, selama enam.hari penyelenggaraan kegiatan yang sekaligus menjadi perayaan ulang tahun ke-36 Padepokan Seni Mangun Dharmo ini.
Rangkaian kegiatan enam hari itu meliputi sarasehan budaya bersama maestro topeng, workshop seni generasi muda, pameran topeng Nusantara, lomba tari dan mewarnai topeng anak-anak, pertunjukan lintas sanggar. Serta, ritual nyekar dan umbul dongo untuk menghormati sesepuh topeng.
BACA JUGA:Topeng Dongkrek Siap Meriahkan Festival Kembul Topeng #3 di Malang

--
Pementasan dan Ujian
Perhelatan Kembul Topeng #3 juga jadi ajang uji pementasan tari, pesindenan, karawitan, hingga pedalangan.
Sebanyak 12 cantrik menampilkan Tari Topeng Kudonorowarso, 20 cantrik membawakan Tari Topeng Udopati, serta 12 cantrik lainnya menari Topeng Panji. Selain itu, 12 cantrik mengikuti uji pedalangan, 10 cantrik pesindenan, dan 4 cantrik seni karawitan.
“Uji pementasan ini penting untuk menguji mental anak-anak di panggung, sejauh mana mereka menguasai wiraga, wirama, dan wirasa,” ujar Dr. Tri Wahyuningtyas dari Program Studi Pendidikan Guru PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (UM) selaku panitia. Tri mengaku juga pernah nyantrik di padepokan tersebut.
Menurut penggagas, Winarto Ekram dari Malang Dance, ajang ini menjadi ruang ekspresif pelaku seni topeng, baik ritual maupun hiburan, sekaligus mempertegas kekayaan warisan budaya tak benda Indonesia.
“Topeng di Nusantara sangat beragam, dari topeng panji hingga berbagai bentuk lainnya. Kembul Topeng ini menghubungkan tradisi dengan kreativitas kontemporer,” tegasnya.
Sementara itu, pimpinan Padepokan Seni Mangun Dharmo, Ki Soleh Adi Pramono, menegaskan pentingnya kesinambungan seni topeng melalui ruang bersama seperti Kembul Topeng.
“Topeng bukan hanya warisan leluhur, tetapi juga cermin kebudayaan hari ini. Dengan Kembul Topeng, kami ingin mengikat generasi lama dan baru dalam satu semangat untuk merawat serta menghidupkan tradisi,” ungkapnya.
Sumber:
